Gejala Jaringan Parut pada Rahim atau Sindrom Asherman

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Sindrom asherman adalah terbentuknya jaringan parut pada rahim atau leher rahim. Kondisi ini membuat sisi dalam dinding rahim atau leher rahim saling menempel, sehingga ukuran rahim mengecil. Kondisi yang ringan dapat terjadi di area rahim yang lebih kecil, sementara pada kasus yang parah, seluruh dinding depan dan belakang rahim menyatu.

Kondisi ini bisa terjadi karena akibat adanya proses cedera atau trauma yang pernah terjadi di rahim, misalnya karena tindakan kuretase. Akibatnya, penderita sindrom Asherman akan mengalami kesulitan untuk hamil. Meskipun masih dapat hamil, janin akan menghadapi risiko, seperti keguguran atau kematian dalam kandungan.

Sebagian besar kasus sindrom asherman (sekitar 90 persen) terjadi setelah tindakan dilatasi dan kuretase. Tindakan ini merupakan tindakan yang lazim dilakukan pada kondisi abortus inkomplit (keguguran dengan sebagian sisa janin atau plasenta masih di dalam rahim), retensi plasenta (plasenta yang tak mau lepas dari rahim saat persalinan) atau abortus yang harus dilakukan karena pertimbangan medis.

Selain itu, sindrom asherman juga bisa terjadi akibat operasi di daerah panggul, seperti operasi Caesar, operasi pengangkatan polip atau operasi pengangkatan mioma. Gejala yang umumnya dialami penderita sindrom Asherman adalah tidak mengalami menstruasi (amenorrhea). Sebagian penderita masih merasa nyeri seperti saat menstruasi, namun darah tidak keluar.

Kondisi ini berarti penderita tersebut mengalami menstruasi, namun darah tidak bisa keluar dari rahim karena terhambat jaringan parut. Selain gangguan pada menstruasi, gejala sindrom Asherman juga dapat berupa kram atau rasa nyeri perut yang parah. Selain itu, penderita juga dapat mengalami kesulitan untuk hamil atau mempertahankan kehamilan.

Ibu hamil yang menderita sindrom ini akan diawasi secara ketat oleh dokter karena berisiko mengalami plasenta previa serta perdarahan berlebihan. Kendati demikian, pada beberapa wanita, sindrom Asherman tidak menimbulkan gejala apa pun. Siklus menstruasi pada sebagian penderita ini masih dapat berjalan secara normal. Gejala sindrom asherman

Gejala pertama yang menjadi ciri sindrom asherman adalah haid yang tidak teratur atau bahkan tidak sama sekali mengalami menstruasi (amenorrhea). Tapi perlu diingat, tidak semua haid yang tidak teratur disebabkan karena sindrom asherman. Selain itu, beberapa perempuan merasakan rasa sakit di setiap periode, tapi tidak sampai mengeluarkan pendarahan.

Artinya Anda sedang berada dalam siklus haid tapi darah terhambat di dalam rahim karena saluran rahim tersumbat oleh jaringan parut. Beberapa gejala yang bisa menandakan sindrom asherman adalah:

  1. kram atau sakit perut yang parah
  2. sulit hamil atau mempertahankan kehamilan

Berdasarkan tingkat keparahannya, sindrom Asherman dapat diklasifikasikan menjadi ringan, sedang dan berat. Dikatakan ringan bila perlengketan rongga rahim kurang dari sepertiga, dan siklus menstruasi penderita bisa normal, bisa juga mengalami hipomenorea. Pada sindrom Asherman yang sedang, perlengketan terjadi pada sepertiga hingga dua pertiga rongga Rahim, dan penderita mengalami hipomenorea.

Tingkat yang berat terjadi saat perlengketan mencakup lebih dari dua pertiga rongga rahim dan penderita mengalami amenorea. Penderita sindrom Asherman tingkat sedang atau berat, akan sulit untuk hamil atau melahirkan, kecuali dilakukan operasi untuk memperbaiki rongga rahim dan menstruasi kembali normal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here