Gejala Radang Usus Buntu pada Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Apakah anak kerap merasakan sakit yang tak tertahankan pada perutnya? Rasa sakit pada perut tidak hanya pada saat ia ingin buang air besar lho. Jika anak Anda kerap mengalaminya, Anda disarankan segera memeriksakan kesehatannya.

Bisa saja buah hati Anda menderita usus buntu pada anak yang dapat membahayakan kesehatannya. Apendisitis atau radang usus buntu pada anak memerlukan perhatian medis segera. Penting bagi Anda untuk mengetahui beberapa gejalanya.

Penyakit ini biasanya dimulai dengan rasa sakit di bagian tengah perut anak yang mungkin hilang timbul. Dalam beberapa jam, rasa sakit bergerak ke sisi kanan bawah perut anak, di mana usus buntu biasanya berada dan menjadi menetap serta bertambah parah. Jika Anda menekan area tersebut atau ketika anak batuk dan berjalan kaki, bisa membuatnya merasakan nyeri yang hebat.

Usus buntu pada anak mungkin juga disertai peningkatan jumlah sel darah putih, yang merupakan pertanda adanya infeksi lain pada tubuh. Anak-anak di antara usia 2 sampai 5 tahun sering mengalami sakit perut dan muntah. Jika mereka menderita radang usus buntu, demam dan hilangnya nafsu makan juga kerap terjadi. Mual dan muntah adalah gejala umum lainnya yang dapat ditimbulkan penyakit ini.

Pada bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun, penyakit usus buntu biasanya menyebabkan muntah, sakit perut, kembung, tidak mau makan atau minum dan demam. Kadang diare juga dapat terjadi. Kondisi ini akan lebih parah khususnya bila usus buntu sudah pecah yang ditandai dengan sakit yang parah di perut disertai demam tinggi sekitar 40 derajat celcius.

Kondisi ini bisa terjadi pada usus yang terinfeksi sekitar 48-72 jam setelah gejala awal dimulai. Bakteri bisa menyebar ke seluruh tubuh karena infeksi berupa nanah bisa menyebar ke seluruh bagian perut dan tubuh anak.

Jika buah hati Anda mengalami beberapa gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Untuk mengetahui secara pasti kondisi ini, biasanya dokter melakukan beberapa pengujian sebelum diagnosis. Dokter akan melakukan beberpaa tes mulai dari pemeriksaan fisik, tes darah, tes urin, hingga CT scan.

Menunda pengobatan usus buntu malah akan berisiko mengakibatkan organ kecil ini pecah, sehingga semakin memperburuk kesehatan tubuh. Terlebih, penyakit usus buntu pada anak terkadang sulit untuk didiagnosis, terutama pada anak yang lebih kecil.

Sayangnya, dokter mengungkapkan bahwa tidak ada cara untuk mencegah kondisi ini. Namun kondisi ini jarang terjadi pada anak yang sering mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur. Jadi sebaiknya anak memang dibiasakan untuk mengonsumsi dua jenis pangan tersebut untuk menyehatkan pencernaannya. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here