SehatFresh.com – Disfungsi ereksi atau impotensi adalah gangguan umum pada pria yang memiliki beberapa penyebab. Kondisi ini tidak lagi dianggap sebagai masalah murni oleh faktor psikologi. Penggunaan obat tertentu ternyata bisa menyebabkan efek samping disfungsi ereksi.
Obat-obat tersebut termasuk narkoba, obat tekanan darah tertentu, anti-depresan, anti-psikotik, anti-androgen dan histamne blocker. Berikut penjelasannya:
- Narkoba
Penyalahgunaan obat diketahui dapat menyebabkan impotensi pada beberapa pria. Konsumsi alkohol yang berlebihan adalah contoh lain. Narkoba lain yang menyebabkan disfungsi ereksi meliputi kokain, ganja dan heroin. Kokain dan heroin mungkin awalnya memfasilitasi hasrat seksual dan fungsi ereksi, tetapi penggunaan jangka panjang telah dikaitkan dengan masalah ereksi.
- Obat tekanan darah
Menurut Dr Anthony Fauci dari “Harrison’s Principles of Internal Medicine”, beberapa kelas obat tekanan darah telah dikaitkan dengan disfungsi ereksi. Diuretik thiazide adalah salah satu obat yang paling umum. Contoh lainnya termasuk hydrochlolorthiazide dan chlorthalidone. ACE inhibitor seperti enalapril dan captopril juga dapat menyebabkan impotensi.
Diltiazem dan amlodipine adalah contoh dari kelas obat tekanan darah yang dikenal sebagai calcium channel blockers yang juga telah dikaitkan dalam hal ini, karena memiliki beta blockers. Alpha blockers seperti prazosin adalah yang paling mungkin menyebabkan disfungsi ereksi.
- Anti-depresan
Menurut American Academy of Family Physicians, anti-depresan berhubungan dengan disfungsi ereksi. SSRI dan trisiklik adalah yang paling umum. Contoh SSRI termasuk fluoxetine, paroxetine dan escitalopram. Sedangkan trisiklik termasuk nortriptyline dan amitriptyline. SRRI lebih mungkin menyebabkan anorgasmia daripada impotensi. Anorgasmia itu sendiri adalah ketidakmampuan untuk mengalami orgasme atau penundaan dan penurunan intensitas orgasme.
- Anti-psikotik
Obat anti-psikotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati skizofrenia dan gangguan psikotik serupa. Banyak dari jenis obat tersebut diketahui dapat mengganggu fungsi seksual, obat anti psikotik diyakini dapat mengganggu beberapa fase dari respons seksual.
- Anti-androgen
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2001 dalam jurnal medis “Endocrine Reviews” beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan tingkat hormon laki-laki dapat memengaruhi kemampuan ereksi. Salah satu contohnya adalah pengobatan kanker prostat yang melibatkan pemberian obat yang disebut leuprolida untuk menurunkan testosteron. Obat tersebut memang dapat menghambat pertumbuhan tumor dan mengurangi nyeri tulang.
Namun, penurunan hormon laki-laki setelahnya dapat mengganggu fungsi seksual. Selain itu, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati hipertrofi prostat jinak serta mengobati kebotakan pola pria juga dapat menyebabkan seorang pria menjadi impotensi. Finasteride adalah yang paling umum dari kelas ini.
- H2 blocker
H2 blocker adalah obat yang digunakan untuk mengobati kelebihan keasaman di perut atau gastroesophageal reflux atau GERD. Cimetidine adalah yang paling mungkin menyebabkan efek samping disfungsi ereksi.