SehatFresh.com – Sindrom sjogren secara jelas merupakan penyakit autoimun, dimana penderitanya akan mengalami gejala-gejala seperti kekeringan pada kelenjar air mata, mulut dan pada vagina. Ketiga gejala khas tersebut mengarah pada kerentanan wanita dalam terjangkit penyakit ini.
Selain itu, efek dari penyakit ini adalah mengganggu salah satu organ penting pada wanita yaitu vagina. Namun, apakah ada keterkaitannya jika seorang wanita yang terkena sindrom sjorgen akan mengalami gangguan pada kesuburannya?
Gejala khas sindrom sjogren yang terlihat pada wanita pada area vagina hampir mirip dengan gejala pada wanita dewasa yang mengalami menopause. Saat menopause tiba, terdapat perubahan dalam produksi cairan pada vagina yaitu menjadi lebih sedikit. Hal ini pun terjadi pada wanita yang terserang sindrom sjorgen, cairan pada vaginanya juga akan berkurang, namun tidak terbatas usia.
Sebenarnya gejala utama dari sindrom sjorgen tidak selalu mengarah pada cairan vagina yang berkurang. Karena hal itu saja tidak cukup untuk menentukan bahwa seseorang terkena sindrom sjorgen. Banyak gejala sindrom sjogren yang non spesifik sehingga seringkali menyulitkan dalam mendiagnosis.
Ketepatan membuat diagnosis diperlukan waktu pengamatan yang panjang. Oleh karena manifestasi yang luas dan tidak spesifik akhirnya American European membuat suatu konsensus untuk menegakkan diagnosis sindrom sjogren, kriteria ini mempunyai sensitivitas spesifisitas sebesar 95%. Adapun kriteria tersebut :
- Gejala mulut kering
- Gejala mata kering
- Tanda mata kering dibuktikan dengan tes schimer (pengukuran jumlah air mata) atau tes Rose Bengal
- Tes fungsi kelenjer saliva (ludah), abnormal flow rate dengan skintigrafi /sialogram
- Biopsi kelenjer ludah minor
- Autoantibodi (SS-A, SS-B)
Apabila terdapat seseorang yang memenuhi 4 kriteria tersebut, maka baru dapat ditegaskan bahwa seseorang tersebut mengalami sindrom sjorgen. Suatu penelitian melaporkan dari 3000 pasien sindrom sjogren rata-rata waktu mulai timbul keluhan sampai diagnosis adalah 6,5 tahun.
Sebenarnya gejala keringnya cairan vagina adalah gejala penyerta dari sindrom sjorgen, karena vagina juga menghasilkan cairan. Hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa sindorm sjorgen dapat mempengaruhi kesuburan wanita. Namun, terdapat penelitian yang membuktikan bahwa jika seorang wanita hamil yang mengidap sindrom sjorgen akan mempengaruhi janinnya.
Janin yang dikandung akan memiliki kelainan pada jantungnya yakni congenital heart block (penyumbatan jantung bawaan) dan jika lahir akan mengalami neonatal lupus. Keadaan yang terjadi pada janin yang ibunya menderita sindrom sjorgen merupakan komplikasi yang kompleks. Komplikasi tersebut muncul saat janin berusia 20 minggu hingga lahir ke dunia.
Hasil penelitian tersebut jika dikaitkan dengan pendapat bahwa diagnosis dapat ditegakkan saat sindrom sjorgen sudah menjangkit seseorang selama 6,5 tahun, maka membuktikan bahwa kemungkinan seorang wanita masih bisa menciptakan keturunan meski memiliki resiko komplikasi yang parah pada janin. (SPT)