SehatFresh.com – Anemia defisiensi besi adalah masalah umum di kalangan wanita usia reproduksi. Anemia adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh rendahnya tingkat zat besi dalam darah. Zat besi ini sangat penting untuk fungsi protein hemoglobin, yang merupakan komponen protein utama pada sel darah merah yang memberikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Ketika kadar zat besi tidak memadai, maka sel-sel di seluruh tubuh menjadi kekurangan oksigen. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Pada wanita, kehilangan darah yang berat saat menstruasi adalah penyebab utamanya. Jika Anda mengalami perdarahan berat selama menstruasi, Anda berada pada risiko yang lebih tinggi mengembangkan anemia.
Banyak wanita yang belum mengetahui seperti apa menstruasi berat itu. Menstruasi berat umumnya ditandai dengan gejala-gejala seperti “banjir” di mana Anda harus mengganti pembalut setiap jam selama beberapa jam, pendarahan yang berlangsung lebih dari 7 hari dan menstruasi yang disertai dengan kram parah atau banyaknya gumpalan darah yang keluar. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter. Pasalnya, gejala tersebut juga bisa mengindikasikan fibroid rahim.
Fibroid rahim merupakan pertumbuhan non-kanker dalam rahim yang menyebabkan perdarahan hebat dan nyeri panggul. Salah satu alasan kekurangan zat besi sulit didiagnosis adalah karena banyak dari gejalanya yang dapat dikaitkan dengan kondisi lain. Wanita dengan anemia defisiensi besi umumnya sering mengalami kelelahan, lesu, sulit konsentrasi, sesak napas, sakit kepala dan pusing.
Tanda-tanda lain mungkin termasuk jantung berdebar-debar dan menggigil. Untuk mendiagnosa anemia, dokter akan melakukan tes darah untuk menentukan jumlah sel darah merah dan hemoglobin dalam darah Anda. Anda mungkin menerima resep suplemen zat besi tambahan atau dokter mungkin merekomendasikan perubahan pola makan dengan meningkatkan konsumsi makanan zat besi tinggi.
Makanan kaya zat besi bisa didapat dari daging, unggas, makanan laut dan kerang, kacang-kacangan, kacang-kacangan, kacang-kacangan dan biji-bijian dan sayuran berdaun hijau. Beberapa sereal, biji-bijian dan roti juga telah banyak yang difortikasi dengan zat besi. Untuk memaksimalkan penyerapannya, konsumsilah makanan kaya zat besi disertai makanan sumber vitamin C, seperti buah atau jus jeruk.
Sebaiknya, kurangi juga produk olahan susu, teh dan kopi yang dapat menurunkan penyerapan zat besi. The American Institute of Medicine merekomendasikan agar wanita usia 19-50 tahun mendapatkan setidaknya 18 miligram zat besi per hari dengan asumsi bahwa 75 persen berasal dari sumber alami seperti daging.
Wanita yang menerapkan diet vegetarian atau vegan perlu melipatgandakan jumlah zat besi karena zat besi dari nabati tidak mudah diserap. Mereka mungkin dianjurkan oleh dokter untuk mengonsumsi suplemen zat besi guna memenuhi kebutuhan hariannya. Makanan yang mengandung vitamin C termasuk buah jeruk, brokoli dan paprika hijau dapat memfasilitasi penyerapan zat besi nabati.