SehatFresh.com – Mengajarkan anak berpuasa memang sebaiknya dilakukan sejak dini. Namun, mengajarkannya perlu dilakukan secara tepat agar anak bersemangat menjalankannya. Nah, berikut adalah beberapa kesalahan saat mengajarkan anak berpuasa:
- Tidak memberikan teladan
Orangtua adalah contoh dan sekaligus motivator bagi setiap anak-anaknya. Tak terkecuali dalam hal berpuasa. Oleh sebab itu, hindari menunjukkan “penderitaan” dan rasa lemas Anda ketika berpuasa. Sebaliknya, tunjukkan puasa itu menyenangkan. Tetap jalani aktivitas seperti biasa agar si kecil bisa melihat bahwa puasa tidak berdampak buruk bagi yang melakukannya.
- Tidak memantau kesehatannya
Kondisi fisik tiap anak berbeda-beda. Maka, perhatikan kondisi fisik si kecil. Bila ia, contohnya, tampak lemas, mata cekung, atau ada kondisi fisik lain yang mengkhawatirkan, Anda harus memintanya untuk tidak berpuasa.
- Ekspektasi yang terlalu besar
Sah-sah saja bila Anda berharap si kecil mampu puasa selama seharian penuh dan dilakukan selama satu bulan. Tapi apakah memang ia sudah bisa melakukannya? Melatih anak untuk berpuasa, tentu saja dibutuhkan proses dan dilakukan secara bertahap. Ekspektasi terlalu besar bisa membuat anak cendrung merasa tertekan.
- Memaksa anak
Saat mengajarkan anak berpuasa, ajaklah dengan cara menyenangkan. Pilih kata-kata positif, tidak menyuruh, membentak, atau terlebih memaksanya. Jika buah hati masih susah dibangunkan sahur, tak perlu dipaksa. Agar anak tidak susah dibangunkan sahur, minta ia untuk tidur lebih cepat dari biasanya. Hal terpenting agar anak mau belajar berpuasa adalah memberi stimulasi dengan hal-hal yang menyenangkan dan jangan pernah memaksa atau menyuruhnya.
- Tidak menyiapkan aktivitas yang seru untuk anak
Idealnya, bulan Ramadhan diisi dengan ibadah. Namun, apakah mungkin jika seharian penuh si kecil terus-menerus diminta untuk beribadah? Ingat, lho, dunia anak adalah dunia bermain. Lagipula, makna ibadah itu luas. Cobalah kombinasikan antara bermain dan kegiatan yang bermuatan unsur ibadah. Anda, misalnya, bisa menyiapkan takjil bersama si kecil yang kemudian membagikannya ke lingkungan sekitar.
- Lupa menghargai usaha anak sekalipun ia gagal
Si kecil bisa saja berniat berpuasa sehari penuh. Tapi, ternyata puasanya “bolong”. Jangan patahkan semangatnya dan mengejek “kekalahannya”. Sebaliknya, hargai usahanya untuk berpuasa dan terus membimbingnya untuk melakukannya dengan lebih baik keesokan harinya.
- Salah memberikan reward
Berilah reward untuk anak, sekalipun ia hanya bisa berpuasa beberapa jam. Banyak ahli sepakat, memberikan hadiah pada anak yang bisa menyelesaikan puasanya dengan baik merupakan salah satu cara efektif. Hadiahnya tak perlu mahal dan jangan mengimingi-imingi hal yang di luar kemampuan anak, misalnya kalau anak bisa berpuasa seharian penuh selama bulan Ramadan, maka ia akan dibelikan sepeda. Ingat, si kecil masih dalam tahap belajar berpuasa, jadi cukup beri target pendek dan rasional. (SBA)