SehatFresh.com – Tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Dunia. Peringatan diprakarsai International Diabetes Federation (IDF) dimulai 2006 dengan berlakunya United Nation Resolution 61/225. Diabetes melitus atau kencing manis ialah penyakit hormonal paling sering pada kelompok usia dewasa. Meski begitu, anak juga bisa terkena penyakit ini.
Jumlah penderita diabetes anak telah mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Jumlahnya meningkat hingga 500 persen pada anak usia 0-18 tahun. Nah, dalam rangka memperingati Hari Diabetes Dunia, tak ada salahnya untuk memahami komplikasi diabetes pada anak. Berikut berbagai komplikasi penyakit diabetes pada anak:
- Pertumbuhan fisik yang terhambat
Jika diabetes pada anak tidak dikontrol dengan baik dan dibiarkan dalam waktu lama, maka akan menyebabkan pertumbuhan fisik yang lambat, berat badan turun drastis, serta keterlambatan dalam pubertas dan pertumbuhan tulang.
- Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes pada anak yang serius. Kondisi ini terjadi apabila tubuh anak menghasilkan terlalu banyak asam darah (keton) tapi tidak disertai dengan asupan insulin yang cukup. Insulin dibutuhkan untuk menyerap glukosa ke dalam sel-sel tubuh untuk mengubah glukosa menjadi tenaga.
Ketoasidosis diabetik bisa mengancam nyawa. Risiko kematian lebih tinggi jika anak mengidap ketoasidosis diabetik berat. Pasien akan membutuhkan pemantauan secara ketat oleh dokter ahli endokrin pediatrik atau intensivists pediatrik. Karena ketoasidosis diabetik sangat berbahaya, pencegahan sangatlah penting.
- Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah hal lain dari komplikasi diabetes yang perlu diwaspadai. Terutama bila anak punya riwayat kejang-kejang hipoglikemik. Kondisi ini terjadi terjadi ketika glukosa darah turun di bawah tingkat normal secara tiba-tiba. Nah, penurunan gula darah secara tiba-tiba inilah yang dapat menyebabkan masalah serius.
Salah satunya menyebabkan penurunan kognitif, alias proses berpikir anak. Ada beberapa alasan mengapa anak bisa mengalami hipoglikemia yang paling umum adalah efek samping obat yang digunakan untuk mengobati diabetes. Jika anak menggunakan suntik insulin yang melebihi dosis atau justru terlalu banyak mengonsumsi obat diabetes, hal tersebut pada akhirnya memicu pelepasan insulin secara berlebihan.
Akibatnya, kadar gula darah Anda turun terlalu rendah, sehingga terjadilah hipoglikemia. Namun kondisi ini juga bisa terjadi meski anak sudah menggunakan suntik insulin dengan dosis yang sesuai. Biasanya ini terjadi ketika anak Anda makan terlalu sedikit, menunda makan atau bahkan tidak makan sama sekali selama seharian.
Selain itu, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan makanan yang tepat juga dapat menyebabkan gula darah si kecil rendah. Sebagai tambahan, anak laki-laki dan sudah lama terkena penyakit diabetes cenderung lebih berisiko terkena komplikasi diabetes hipoglikemia. Mengingat hipoglikemia adalah komplikasi diabetes yang serius, maka penting bagi orangtua untuk mewaspadai gejalanya.
Secara umum gejala hipoglikemia dikategorikan berdasarkan tingkat keparahannya. Hipoglikemia ringan berkaitan dengan adrenergik ringan atau gejala kolinergik (berkeringat, pucat, jantung berdebar-debar dan gemetar). Anak Anda juga mungkin mengalami gejala ringan neuroglycopenia (sakit kepala dan perubahan perilaku). (SBA)