SehatFresh.com – Sedot lemak merupakan metode pembedahan yang ditujukan untuk membuang lemak, yang sekarang sudah amat terkenal di kalangan masyarakat. Bukan hanya karena memiliki manfaat untuk membuang lemak berlebih di dalam tubuh, akan tetapi karena faktor kemajuan teknologi yang membuat prosedur ini semakin aman dan bervariatif sehingga banyak diminati oleh banyak orang.
Apabila kita menengok ke belakang tentang sejarah dari liposuction memang tidak seperti apa yang dibayangkan. Dahulu kala pada tahun 1921 di negara Perancis, seorang ahli bernama Charles Dujarrier pernah melakukan percobaan untuk mengambil lemak dari betis seorang ballerina, namun usahanya gagal karena metodenya kurang steril. Sehingga ballerina tersebut harus menghentikan karirnya karena harus menjalani amputasi kaki.
Sejarah terus berlanjut hingga beberapa ahli berhasil memperkenalkan prosedur sedot lemak dengan menggunakan alat yang tidak begitu banyak membedah bagian tubuh. Adalah Arpad dan Giorgio Fischer (1964) yang terlebih dahulu menemukan inovasi dengan menggunakan alat suction (penyedot) yang berukuran kecil dan disempurnakan dengan adanya teknik anestesi dari Jefferi Klien (1987), sehingga luka yang ditimbulkan tidaklah seberapa. Berkat penemuan inilah, prosedur liposuction menjadi pilihan beberapa orang untuk mengurangi lemak di dalam tubuh.
Namun ternyata, prosedur liposuction tidak dapat diterapkan ke semua orang. Ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat membuat seseorang tidak dianjurkan untuk melakukan liposuction. Kondisi yang membuat tidak diperbolehkannya seseorang melakukan liposuction, yang dinamakan dengan kontraindikasi. Kontraindikasi merupakan lawan dari indikasi. Berikut ini adalah kontraindikasi dari liposuction:
- Obesitas
Obesitas adalah kondisi seseorang yang memiliki berat badan yang berlebihan, ditandai dengan adanya penimbunan lemak yang melebihi batas normal. Tujuan utama melakukan sedot lemak memang untuk membuang lemak yang berlebihan di dalam tubuh, akan tetapi banyak resiko yang harus diambil jika seseorang yang obesitas melakukan sedot lemak. Diantaranya adalah membuat tubuh kurang proporsional dan membahayakan keutuhan jaringan di sekitar lemak. Sedot lemak yang dilakukan pada seseorang yang obesitas kebanyakan akan membuat tampilan menjadi kurang proporsional, karena lemak yang diambil hanya di bagian tertentu saja. Kemudian resiko yang kedua adalah membahayakan jaringan di sekitar lemak. Alasan yang mendukung adalah karena teknik penyedotan pada tubuh yang obesitas dengan yang tidak obesitas memiliki perbedaan, tingkat kesulitan penyedotan lemak pada tubuh yang obesitas lebih tinggi.
- Usia kurang dari 18 tahun
Seseorang yang berusia 18 tahun ke bawah masih dalam proses pertumbuhan badannya, baik itu tinggi maupun besarnya. Hal yang memicu remaja untuk melakukan sedot lemak mungkin karena faktor penampilan. Akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan dari sedot lemak ini dapat mengganggu proses pertumbuhan dari sang anak.
- Kondisi badan sedang sakit
Saat seseorang sedang sakit, semua sistem di dalam tubuh berusaha untuk melakukan penyembuhan sendiri dalam jangka waktu tertentu. Dan didukung dengan proses pengobatan dari luar agar mempercepat penyembuhan. Seseorang yang sedang sakit sangat tidak dianjurkan untuk melakukan tindakan sedot lemak, karena dapat mengganggu sistem-sistem di dalam tubuh yang sedang bekerja. Sebagai contoh seseorang mengalami sakit infeksi, maka beresiko untuk dapat menularkan penyakit melalui alat suction. (SPT)