Masalah Disleksia pada Anak

SehatFresh.com – Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan momen istimewa yang menjadi kebahagian tersendiri bagi setiap orang tua. Setiap ada hambatan dalam tumbuh kembangnya, tentunya itu merupakan hal yang sangat merisaukan orang tua. Kemunduran dalam prestasi belajar termasuk salah satunya. Seringkali ada anak yang membutuhkan waktu yang lama untuk mengeja atau terbata-bata ketika membaca sedangkan teman sebayanya sudah bisa mengeja dan membaca dengan lancar. Jika anak Anda mengalami masalah seperti ini, ada kemungkinan dia mengalami disleksia.

Disleksia merupakan masalah yang berhubungan dengan ketidakmampuan anak untuk membaca. Ketidakmampuan dalam membaca ini disebabkan karena kelemahan dalam mengartikan bunyi, huruf, kata, dan rangkaiannya. Secara global, kasus disleksia dialami 5-17 persen anak usia sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80 persen penderita gangguan belajar di usia sekolah mengalami disleksia. Kabar baiknya, disleksia bisa disembuhkan melalui penanganan ahli serta dukungan orang tua.
Bagaiamana gejalanya?

Anak penyandang disleksia umumnya mengalami keterlambatan bicara. Pada anak usia prasekolah, disleksia ditandai dengan sulitnya anak berbicara karena sulit pula ia mendengarkan dan mengartikan bunyi atau kata-kata, kesulitan mengenal huruf serta kesulitan ketika berhadapan dengan kata-kata yang mirip. Sedangkan pada anak usia sekolah, disleksia ditandai dengan sulitnya anak untuk mengenal huruf sehingga sulit pula untuk belajar membaca.

Pentingnya deteksi dini
Sangat penting bagi para orangtua atau guru untuk mendeteksi disleksia. Apabila anak telah menunjukan beberapa gejala seperti yang telah disebutkan, sebaiknya segera bawa anak Anda ke dokter ahli dan psikiater agar mendapatkan penanganan yang sesuai. Penanganan utama setelah anak benar-benar dinyatakan mengalami disleksia adalah dengan terapi membaca secara intensif. Terapi tersebut dilakukan secara berkala dan rutin dengan tenaga ahli serta dilanjutkan dengan bantuan dan dukungan orang tua di rumah.

Saat di rumah, orang tua harus mendukung proses belajarnya agar anak lebih termotivasi untuk belajar serta menumbuhkan kreativitasnya. Perlu diingat bahwa kemampuan untuk membaca, menulis dan berhitung bukan satu-satunya cara untuk mengukur keahlian seseorang karena setiap anak punya keahliannya masing-masing. Anak-anak penyandang disleksia biasanya memiliki kemampuan di bidang bermusik, melukis atau olahraga. Orang tua harus membantu anak untuk menggali potensi-potensi tersebut. Penanganan yang tepat dan konsisten akan membawa dampak positif sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Sumber gambar : www.rumahpintarsalatiga.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here