SehatFresh.com – Anak-anak sering mengalami demam. Ketika anak demam tinggi, kenaikkan suhu tubuh dapat mengganggu keseimbangan sel otak, sehingga terjadi pelepasan muatan listrik yang menyebar ke jaringan otak. Ini mengakibatkan kekakuan otot yang pada gilirannya membuat tubuh mengalami kejang.
Kondisi ini disebut dengan kejang demam. Kejang demam merupakan respon khas dari otak anak terhadap demam, biasanya muncul pada hari pertama anak mengalami demam. Kabar baiknya, kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan tidak menjadi masalah yang berkelanjutan.
Kejang demam berbeda dengan kejang yang menjadi gejala epilepsi. Kejang karena epilepsi terjadi berulang dan tanpa diawali demam. Kejang demam seringkali dialami oleh anak usia enam bulan sampai lima tahun.
Suhu tubuh yang tinggi merupakan penyebab utama kejang demam. Biasanya, demam yang memicu kejang disebabkan oleh infeksi virus. Anak yang terkena infeksi virus seperti flu seringkali mengalami demam tinggi, sehingga meningkatkan risiko kejang demam. Ada dua tipe kejang demam, yaitu:
- Kejang demam sederhana, biasanya berlangsung beberapa menit, tapi terkadang hingga 15 menit. Kejang ini ditandai dengan seluruh tubuh anak mengejang dan mungkin kehilangan kesadaran. Anak-anak terkadang muntah atau buang air kecil selama kejang.
- Kejang demam kompleks, didefinisikan sebagai kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam. Kejang demam ini seringkali ditandai dengan kejang hanya pada satu bagian dari tubuh.
Bila anak mengalami kejang demam, tetap tenang dan lakukan beberapa hal berikut :
- Baringkan anak di tempat yang aman dalam posisi miring agar makanan, minuman, atau muntahan dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak.
- Tetap berada didekatnya untuk memantau keadaan anak.
- Jauhkan benda keras, tajam atau hal membahayakan lainnya dari sekitar anak.
- Longgarkan pakaian anak.
- Jangan menahan atau menghentikan kejang dengan paksa.
- Jangan menaruh apa pun di mulut anak.
- Amati berapa lama anak mengalami kejang.
Kebanyakan kejang demam berhenti sendiri dalam beberapa menit. Jika anak mengalami kejang demam yang berlangsung lebih dari 10 menit atau jika terjadi kejang berulang dalam satu hari, segera cari bantuan medis darurat. Jika kejang berlangsung lebih dari 15 menit, dokter mungkin meresepkan obat untuk menghentikan kejang. Jika kejang menjadi berkepanjangan atau disertai dengan infeksi serius, maka anak mungkin harus dirawat di rumah sakit untuk evaluasi medis lebih lanjut.
Kejang sederhana umumnya tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan otak. Setelah kejang berhenti, anak mungkin tidak memberi reaksi apa pun. Setelah beberapa saat, anak akan sadar kembali. Akan tetapi, kejang demam mungkin kambuh. Risiko kekambuhan lebih tinggi jika:
- Anak mengalami kejang pertama kali akibat demam rendah.
- Periode antara awal demam dan kejang relatif singkat.
- Anggota keluarga dekat memiliki riwayat kejang demam.
- Anak berusia kurang dari 15 bulan pada saat kejang demam pertama.
Bila anak mendadak demam melebihi 38ºC, maka bisa diberikan obat penurun panas. Berupaya menurunkan suhu tubuh ketika anak demam dapat mencegah terjadinya kejang demam. Ini dapat dilakukan dengan memberi anak obat penurun panas, seperti parasetamol atau ibuprofen sesuai aturan.
Hindari penggunaan aspirin pada anak-anak dan remaja karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko sindrom Reye, kondisi langka yang mengancam jiwa. Menerapkan kompres hangat pada anak juga dapat membantu menurunkan demam sehingga turut menurunkan risiko terjadinya kejang demam.