Mengenal Couvade Syndrom pada Calon Ayah

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Kehamilan bukan hanya milik perempuan saja tetapi juga di rasakan oleh seorang laki-laki atau calon ayah. Kata couvade diambil dari bahasa Perancis yaitu couver yang berarti menetas. Ditemukan bahwa 20-80 persen pria di dunia mengalami couvade syndrome di trimester pertama dan ketiga kehamilan.

Couvade syndrome normal terjadi pada pasangan bumil dan tidak dikategorikan sebagai penyakit mental. Sindrom ini kerap melanda para calon ayah pada trimester pertama dan ketiga kehamilan sang istri. Beberapa gagasan ilmiah pun mengungkapkan bahwa saat istrinya hamil, pria mengalami peningkatan kerja hormon dalam tubuhnya.

Tanda pertama jika suami mengalami sindrom ini adalah stress. Ketika strees, tubuh akan mengeluarkan zat kimia yang menjadikannya terlalu simpati dengan kehamilan yang dialami oleh istri. Kondisi seperti itu bisa menyebabkan stres bagi kedua belah pihak. Ditambah perasaan empati pada istri yang sedang mengandung hal ini bisa menyebabkan terjadinya couvade syndrome alias suami ngidam.

Couvade syndrome ini biasanya terjadi di awal trimester pertama penyebab suami ngidam adalah stres dan empati pada istri. Kehamilan sering kali enggak cuma membawa berita gembira untuk keluarga tapi juga tekanan dan kecemasan terkait kondisi keuangan, kesehatan, kecemasan jadi orang tua dan sebagainya.

Gangguan fisik yang dialami suami atau calon ayah dengan couvade syndrome antara lain mual, nyeri ulu hati, bengkak ringan, nyeri perut, sulit BAB, masalah pernapasan, perut kembung, ngidam, sakit gigi, kram kaki, sakit punggung dan iritasi di area genital. Sementara dari sisi psikologis, calon ayah kerap kali mengalami masalah pola tidur, kecemasan, depresi, berkurangnya libido, mudah lelah, resah dan gelisah.

Tak sedikit pula yang mengalami kram ketika istrinya pendarahan atau mual ketika pasangannya nyeri perut. Intinya, suami seperti sangat berempati pada bumil. Couvade syndrome terjadi hanya sementara dan tidak berbahaya. Begitu bayi lahir, couvade syndrome berangsur-angsur hilang. Namun tentu para calon ayah merasa sangat tidak nyaman, malu dan terbebani dengan kondisi ini, terlebih ketika sedang berada di lingkungan kerja atau di lingkungan teman-teman prianya.

Meski tidak ada obat yang bisa menghilangkan perasaan seperti sedang hamil pada pria ini, couvade syndrome bisa pelan-pelan ditaklukkan. Hanya sedikit yang mengalami  couvade syndrome sangat ekstrem. Jika couvade syndrome suami Anda tidak terlalu berat, Anda sebagai istri bisa mencoba mengajak suami bersama-sama mengendalikan stres dan berpikir positif dalam menyiapkan diri menjadi orang tua.

Ikut kelas prenatal jika diperlukan atau mintalah bantuan dan dukungan teman dan keluarga besar dalam melewati masa transisi ini. Jika sindrom tersebut sudah sangat akut, perawatan mental untuk mengurangi kecemasan dapat membantu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here