Mengenal Jenis Aborsi Berdasarkan Usia Kehamilan

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Kehamilan merupakan suatu anugrah yang diberikan Allah SWT kepada setiap pasangan suami istri. Namun, ada sebagian orang yang menganggap jika kemahilam merupakan suatu masalah besar di kehidupannya sehingga banyak orang yang melakukan aborsi. Kasus aborsi di Indonesia banyak dilakukan karena mereka yang hamil di luar nikah, sehingga karena tidak sanggup menahan malu dan cemoohan orang tidak heran jika tindakan aborsi menjadi pilihan mereka.

Selain itu kasus aborsi di Indonesia dilakukan karena kondisi kesehatan seorang wanita yang apabila hamil akan menimbulkan kondisi yang fatal hingga kematian. Hasil survey data yang dilakukan pada tahun 2000 di fasilitas kesehatan 6 wilayah sekitar 2juta kasus aborsi terjadi. Selain itu berdasarkan hasil penelitian angka tahunan kasus aborsi sekitar 37 per 1.000 perempuan usia reproduksi (15-49 tahun).

Negara Indonesia menduduki kasus yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia. Berikut ini beberapa jenis aborsi yang dilakukan berdasarkan usia kehamilannya, antara lain sebagai berikut :

  1. Aborsi dengan methorexate dan misoprostol

Jenis aborsi yang pertama yaitu dengan menggunakan methorexate dan misoprostol yang dilakukan di usia kehamilan maksimal 7 minggu. Penggunaan methorexate yaitu salah satu jenis obat kanker yang berfungsi untuk menghentikan sel yeng berkembang, sehingga diharapkan bayi tidak dapat berkembang. Akan tetapi penggunaan methorexate digunakan pada kasus wanita yang mengalami kehamilan ektopik. Selain itu misoprostol berfungsi untuk merangsang timbulnya kontraksi sehingga janin dapat di bantu untuk keluar.

  1. Aborsi medis

Prosedur aborsi medis yaitu menggunakan dua jenis obat yang berbentuk pil berupa mifepristone dan misoprostol. Kedua jenis obat ini berfungsi untuk mengakhiri kehamilan dengan cara fungsi hormon progesteron dihambat sehingga janin tidak dapat berkembang dan merangsang adanya kontraksi yang membantu janin bisa dikeluarkan. Prosedur aborsi ini dilakukan memasuki usia kehamilan 10 minggu. Prosedur ini akan berdampak 1-4 jam setelah meminum obat tersebut berupa rasa kram perut yang disertai perdarahan.

  1. Aborsi aspirasi vacum

Jenis aborsi ini tidak dapat dilakukan oleh semua wanita, terutama bagi wanita yang memiliki gangguan pembekuan darah, infeksi panggul, dan bentuk rahim yang tidak normal. Jenis aborsi ini dilakukan di trimester pertama atau awal trimester kedua sekitar usia kehamilan 12–16 minggu. Cara kerja dari prosedur ini yaitu dengan menggunakan alat vacum yang bertujuan untuk menyedot janin dan plasenta keluar dari rahim.

  1. Dilatasi dan evakuasi

Jenis aborsi ini dapat dilakukan pada usia kehamilan >14 minggu atau pada trimester kedua. Jenis aborsi ini disarankan untuk digunakan pada kondisi janin yang memiliki masalah medis yang sangat parah. Prosedur ini dilakukan selama kurang lebih 2 hari. Biasanya di hari pertama dokter akan membuat serviks melebar dan dihari kedua dokter menggunakan alat forsep untuk mengangkat janin dan plasenta dan dikolaborasikan dengan alat kuretasi yang bertujuan untuk mengikis lapisan rahim.

  1. Aborsi induksi

Jenis aborsi induksi dilakukan menggunakan obat untuk merangsang rahim berkontraksi sehingga janin bisa dikeluarkan dan setelah itu dokter akan menggunakan alat kuretasi yang bertujuan untuk membersihkan rahim dari sisa-sisa janin atau plasenta. Biasanya prosedur ini dilakukan pada trimester kedua hingga usia kehamilan mencapai 24 minggu. (KMY)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here