Mengenal Penyakit Kista pada Penis

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Benjolan yang terdapat dibagian tubuh tentu seringkali membuat anda merasa khawatir terjadi hal yang membahayakan, terlebih apabila terjadi dibagian yang menjadi aset dalam rumah tangga seperti penis. Perlu anda ketahui bahwa kulit penis sebenarnya nampak bergelombang dan berkulit, sehingga mungkin anda hanya menggambarkan kondisi penis normal di hari-hari biasa.

Akan tetapi kulit ini dapat mirip dengan benjolan yang disebabkan oleh penyakit menular seksual. Apabila terdapat sebuah benjolan tentu anda akan berfikir bahwa itu suatu hal yang berbahaya, akan tetapi tidak semua jenis benjolan bersifat bahaya. Benjolan yang terdapat pada penis tidak semuanya bersifat ganas adapula yang bersifat jinak.

Di kalangan masyarakat yang bersifat ganas disebut kanker sedangkan yang bersifat jinak disebut dengan kista. Kista adalah kantung yang berisi cairan, udara, maupun zat-zat lainnya. Kista pada penis atau dalam istilah kista epididimis merupakan suatu kista jinak penuh cairan yang terdapat pada saluran panjang dan sempit diatas dan belakang setiap testis atau buah zakar pria. Saluran tersebut merupakan penghubung antara testis dan vas deferens pada organ kelamin pria.

Kista pada penis berbentuk bulat kecil, mengandung cairan bening dan berwarna keputihan berisi sel sperma yang telah mati. Meskipun letaknya didekat testis, kista tersebut pada umumnya tidak mempengaruhi kesuburan. Penyebab terjadinya kista epididimis  belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi kerusakan pada saluran pembawa sperma dari kepala epididimis (duktus epididimis) yang menimbulkan hambatan pada aliran sperma sehingga sperma terkumpul pada bagian atas epididimis.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini muncul begitu saja tanpa adanya kerusakan atau luka, pembengkakan, maupun infeksi. Faktor resiko terjadinya kista epididimis terjadi pada pria dewasa yang berusia 40 tahun. Menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa kista epididimis dialami oleh 30% pria dewasa dan sering ditemukan pada pria yang berusia 20-50 tahun.

Selain itu, kondisi ini dapat beresiko pada paparan ibu hamil terhadap molekul yang mengganggu hormon seperti diethylstilbestrol selama perkembangan dan pembentukan janin. Kista ini dapat termasuk ke dalam sindrom disgenesis testis. Kista epididimis biasanya tidak menimbulkan tanda gejala. Akan tetapi pada beberapa kasus akan menimbulkan rasa nyeri jika benjolan semakin besar.

Kista tersebut muncul berupa benjolan lunak, jelas, dan memiliki permukaan yang halus. Selain itu pada beberapa kasus yang terjadi kista epididimis akan menunjukan tanda gejala berupa pembengkakan pada dasar testikel, kemerahan pada skrotum, rasa nyeri, rasa berta pada testis, rasa tekanan pada dasar penis, dan pada bagian belakang dan atas testis akan terasa penuh.

Kasus terjadinya kista epididimis tanpa tanda gejala tidak memerlukan pengobatan khusus. Akan tetapi apabila penderita menunjukan tanda gejala yang dapat mengganggu aktivitas atau kondisi kista yang semakin besar biasanya dokter akan menganjurkan untuk melakukan pembedahan. Prosedur pembedahan tersebut disebut dengan spermatocelectomy yang dilakukan pada pasien rawat jalan dan menggunakan anestesi lokal atau umum. Pengobatan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan cara aspirasi dan skleroterapi. Akan tetapi kedua metode tersebut jarang sekali digunakan. (KMY)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here