SehatFresh.com – Siapa yang tidak suka dengan liburan? Hanya di waktu liburan Anda bisa memaksimalkan waktu untuk bersantai dan beristirahat. Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari liburan. Ya, saat liburan harus berakhir. Tidak sedikit orang yang sehabis liburan bawaannya pun jadi murung dan uring-uringan.
Kondisi ini dikenal dengan sindrom post holiday blues. Lebih jelasnya, sindrom post holiday blues adalah kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan. Orang yang mengalami post holiday blues artinya mengalami depresi ringan yang menyebabkan tidak semangat untuk melakukan rutinitas sehari-hari yang penuh dengan tekanan dan kelelahan.
Yang menjadi penyebab Anda merasa murung bisa jadi karena dua hal, yaitu merasa liburan Anda sangat menyenangkan atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja.
Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir. Maka, tak heran banyak dari Anda yang merasakan murung atau depresi setelah liburan.
Post holiday blues bisa menimpa siapa saja, termasuk juga Anda. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh BBC, ditemukan bahwa sebanyak 76% pekerja Inggris mengalami post holiday blues selama seminggu lamanya setelah mereka pulang dari liburan.
Kondisi ini sebenarnya normal, tubuh Anda akan bersantai selama menikmati waktu berlibur. Setelah semua selesai, seseorang akan merasa tidak bisa menerima dan karenanya sulit berkonsentrasi saat harus kembali memulai rutinitas sehari-hari.
Dikutip dari The New Daily, saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak. Seburuk apapun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati ketimbang pengalaman buruk.
Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan Anda, otak Anda akan tetap menerima bahwa liburan sudah Anda lewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat.
Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan kaget dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah. Apa yang Anda alami ini merupakan normalisasi pasca liburan.
Gejala sindrom ini meliputi sakit kepala, insomnia dan masalah tidur lainnya, kegelisahan, penambahan atau penurunan berat badan dan agitasi. Post holiday blues ini biasanya tidak bertahan lama, hanya dialami dalam beberapa hari atau minggu. Namun beberapa kasus menyebutkan bahwa ada yang mengalaminya hingga berganti tahun. (SBA)