SehatFresh.com – Pada zaman dahulu hanya orang-orang yang memiliki uang dan orang yang berkepentingan yang bisa memiliki alat media sosial seperti handphone, komputer, laptop dan lain sebagainya. Tetapi dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang ada pada saat ini hampir seluruh orang memiliki alat media sosial. Pada zaman dahulu orang saat ingin berkomunikasi dengan keluarga yang jauh mereka dituntut dengan bertatap muka, tentunya hal ini membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan di zaman sekarang apabila seseorang ingin berkomunikasi dengan kendala jarak bisa diatasi dengan seketika ngobrol secara langsung dan saling bertatap muka hanya dengan alat media sosial. Selain fungsinya sebagai alat komunikasi, apabila kita ingin mencari informasi apapun semua bisa diakses melalui media sosial.
Semua kalangan saat ini bisa menggunakan media sosial dimulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang yang lanjut usia. Tahukan kamu menggunakan media sosial secara berlebihan dapat memicu depresi pada remaja?
Menurut Ikatan Dokter Anak di Yogyakarta menyatakan bahwa gangguan depresi berat yang dialami 3% anak usia sekolah dan 6% remaja di Indonesia. Sedangkan menurut Institut Kesehatan Mental Nasional di Amerika Serikat tercatat lebih dari 2 juta kasus remaja mengalami depresi dan 6,3 juta mengalami gangguan kecemasan.
Beberapa fakta yang harus diwaspadai mengenai penyebab depresi akibat sosial media, anatara lain:
- Akan muncul emosi yang berlebihan
Meski media sosial hanyalah aktivitas dunia maya akan tetapi hal ini akan memicu rasa emosi ada seseorang. Apabila emosi negatif yang muncul secara berlebihan tentunya hal tersebut akan mengakibatkan seseorang mengalami depresi.
- Depresi akibat rasa iri
Media sosial bisa menimbulkan rasa iri terhadap teman-teman. Rasa ini muncul akibat rasa membanding-bandingkan diri seseorang dengan orang lain. Padahal kehidupan yang di sebarkan di media sosial belum tentu sama persis di kehidupan nyata orang tersebut.
- Bergantung untuk menggunakannya
Jangan jadikan alat komunikasi media sosial sebagai kebutuhan pribadi kamu. Cara seseorang memperlakukan media sosial sebagai kehidupannya dapat memicu terjadinya depresi.
- Depresi disebabkan kepura-puraan
Kebanyakan seseorang menggunakan media sosial dengan pura-pura. Jarang diantara pengguna media sosial yang menceritakan kehidupan aslinya di sosial media. Hal ini karena kebanyakan orang berpura-pura bahagia ketika menciptakan identitas diri dan citra diri di media sosial. Tanpa disadari dengan berpura-puranya hal tersebut memicu seseorang untuk membanding-bandingan diri dengan kehidupan anda yang berpura-pura. Kasus tersebutlah yang memicu terjadinya depresi akibat penggunaan media sosial.
- Jangan bandingkan diri dengan orang lain
Para ahli menyarankan bahwa berkomunikasi dengan seseorang akan lebih baik jika dilakukan secara langsung karena apabila dilakukan di media sosial akan memicu rasa membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Hal ini tentunya memicu terjadinya depresi yang disebabkan oleh media sosial.
Cara mencegah terjadinya depresi pada penggunaan media sosial yaitu dengan cara membatasi waktu dalam penggunaannya, mendapatkan sumber berita diluar umpan media, mengubah penggunaan media sosial hanyalah sebagai aktivitas dunia nyata. Depresi akibat media sosial tentulah sangat diwaspadai hal ini sangat beresiko tentunya bagi kalangan remaja yang berada dalam tahap kelabilan mereka yang selalu mencari jati diri. (KMY)