SehatFresh.com – Mudah lupa atau pikun merupakan salah satu gejala yang sering menyerang fungsi otak. Gejala pikun jangan dianggap enteng karena akan bisa lebih berbahaya. Selama ini, tidak sedikit orang yang menyepelekan gejala atau perilaku aneh dari tubuh. Seseorang tidak menyadari bahwa keanehan tersebut ternyata gejala awal dari demensia.
Demensia terjadi karena kerusakan sel otak yang menyebabkan komunikasi antar-sel menjadi terganggu. Akibatnya, fungsi otak menurun dan menyebabkan gangguan ingatan. Penyakit ini memiliki beberapa turunan, alzheimer merupakan tipe demensia yang paling sering diidap.
Mirisnya, sebanyak 68 persen orang dengan demensia merupakan masyarakat dari negara miskin dan menengah. Di Asia, diperkirakan terdapat 23 juta orang menderita demensia. Asia merupakan kawasan kedua dengan peningkatan tertinggi penderita demensia di dunia.
Sampai saat ini, memang belum ada pengobatan yang dapat mengembalikan keadaan demensia ke keadaan normal secara menyeluruh. Namun tentu ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya mencukupi asupan nutrisi, gaya hidup yang sehat dilengkapi pola makan yang baik, lingkungan yang mendukung serta kehidupan sosial yang baik.
Cara penanganan yang ada saat ini hanya bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan, serta membuat penderita dapat hidup semandiri mungkin. Selain melalui obat-obatan, pengobatan psikologis juga dapat diterapkan untuk menangani demensia.
Beberapa faktor yang akan mempercepat seseorang terkena demensia adalah gaya hidup. Merokok dan minum alkohol dipercaya meningkatkan risiko demensia. Faktor lain adalah penyakit kronis seperti stroke dan hipertensi, dan berusia di atas 65 tahun.
Orang dengan demensia masih harus menerima kesulitan lainnya karena tak ada obat yang dapat menyembuhkan. Rumah sakit yang memiliki unit khusus untuk menangani demensia di Indonesia pun hanya tiga, satu berada di Surabaya, dua lainnya di Jakarta.
Mengingat belum ditemukan obat untuk menyembuhkan, maka orang dengan demensia sangat perlu perhatian dari lingkungan sekitar. Semakin parah penyakitnya, mereka akan semakin membutuhkan orang lain. Yang menyedihkan, dari 50 juta orang dengan demensia di dunia, ada 35 juta yang tak terdeteksi dan tak mendapat perhatian memadai dari lingkungan sekitar.
Perhatian dan dorongan untuk terus melanjutkan hidup dapat membantu orang dengan demensia agar terus bersemangat. Guna menghambat dampak-dampak demensia, orang dengan demensia dianurkan untuk selalu mengasah otak dengan membaca, bekerja, dan menyibukkan diri.
Penanganan lainnya yang patut dicoba adalah stimulasi kognitif. Metode ini bertujuan meningkatkan daya ingat, kemampuan berkomunikasi serta kemampuan dalam memecahkan masalah. (SBA)