Pencegahan Difteri dengan Vaksinasi

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Difteri adalah infeksi bakteri serius yang menyerang membrane hidung dan tenggorokan. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria ini ditandai dengan gejala khas berupa zat abu-abu tebal yang menutupi belakang tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, kelumpuhan dan bahkan kematian. Kabar baiknya difteri adalah penyakit yang masih dapat dicegah. Cara efektif untuk mencegahnya adalah dengan vaksinasi.

Vaksin difteri biasanya dikombinasikan dengan vaksin tetanus dan pertusis. Di Indonesia, imunisasi DPT (difteri, pertusis dan tetanus) telah menjadi salah satu imunisasi wajib untuk anak-anak agar terhindar dari ketiga penyakit tersebut yang sama-sama berpotensi menyebabkan kematian. Karena merupakan vaksin mati, imunisasi DPT harus lengkap agar tubuh dapat mempertahankan antibodi di mana diperlukan imunisasi DPT sebanyak 5 kali sebelum anak berusia enam tahun.

  • Diberikan 3 kali vaksinasi saat anak berusia kurang dari 1 tahun yaitu di usia 2, 4 dan 6 bulan.
  • Diberikan 2 kali vaksinasi ulang ketika anak berusia 15 hingga 18 bulan dan 4 hingga 6 tahun.

Vaksin DPT tidak dapat melindungi seumur hidup. Jika sebelumnya Anda pernah menderita difteri, hal itu tidak membuat tubuh kebal terhadap difteri. Maka dari itu,pemberian vaksin harus dilakukan berulang. Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar umumnya akan mendapat vaksinasi DPT ulang ketika kelas 1, 2 dan 3 atau 5 melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dicanangkan pemerintah. Anak-anak yang berusia lebih dari 7 tahun dan orang dewasa tetap disarankan untuk mendapat vaksinasi ulang (booster) setiap 10 tahun. Vaksin terbaru untuk DTP dikenal sebagai vaksin DTaP untuk anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan orang dewasa.

Apakah imunisasi DPT aman?

Sama seperti vaksin lainnya, imunisasi DPT dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Beberapa anak mungkin mengalami demam, serta nyeri dan kemarahan pada area bekas suntikan vaksin. Vaksin juga dapat menyebabkan komplikasi serius pada anak-anak, seperti reaksi alergi (gatal-gatal atau ruam terjadi beberapa menit setelah injeksi) dan kejang. Namun, efek samping semacam itu jarang terjadi.

Saat imunisasi, pastikan untuk memberi tahu petugas kesehatan jika anak Anda sedang sakit. Anak-anak yang sedang sakit ringan, seperti pilek, masih dapat diimunisasi. Tapi anak-anak dengan sakit moderat atau parah biasanya harus menunggu sampai sembuh sebelum tubuh mereka menerima vaksin DTP. (RFZ)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here