SehatFresh.com – Komplikasi penyakit diabetes bisa berbagai macam dari atas kepala hingga kaki. Diabetes bisa menyebabkan gagal ginjal, kebutaan, luka di kaki hingga masalah reproduksi. Gairah seks pun bisa menurun drastis saat seseorang mengidap masalah diabetes.
Berdasarkan penelitian, manusia rata-rata mengonsumsi sekitar 25-30 kilogram gula dalam satu tahun, yaitu sekitar 300 kalori per hari. Campuran gula ini bila dikonsumsi akan dipecah oleh enzim yang disebut sukras. Lalu endapan ini memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa diserap ke dalam aliran darah untuk diangkut ke seluruh tubuh agar sel-sel memecahnya dan menyediakan energi untuk fungsi tubuh.
Insulin, hormon yang ada di pankreas, adalah salah satu yang memutuskan apakah glukosa yang telah memasuki darah perlu disimpan atau dimetabolisme untuk menyediakan energi.
Ketika glukosa dan fruktosa tidak diserap oleh sel untuk dipecah, kadar gula darah akan naik. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pada saraf dan pembuluh darah. Pada gilirannya, hal ini dapat menurunkan kepekaan dalam tubuh.
Bagi pria, diabetes dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf, hal ini dikenal sebagai diabetes neuropati. Salah satu risiko dampak dari diabetes ini adalah rusaknya jaringan ereksi yang membuat ereksi penis jadi sulit dicapai, atau bahkan sulit mempertahankan ereksi.
Gangguan pembuluh darah pada penderita diabetes juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Dalam hal ini, terjadi pembentukan plak pada pembuluh darah sehingga menurunkan jumlah darah yang mengalir ke dalam penis.
Hampir 1 dari 3 pria yang terkena diabetes mengalami disfungsi ereksi. Bahkan, disfungsi ereksi juga dapat menjadi cara bagi pria untuk mendeteksi apakah mereka mengidap diabetes atau tidak.
Tak hanya pria, wanita pun bisa mengalami penurunan gairah seks. Pembuluh darah yang memasok darah ke vagina dan klitoris akan berpengaruh. Alhasil, menyebabkan penurunan gairah dan kekeringan pada Miss V. Sehingga sulit mencapai orgasme.
Untuk beberapa wanita dengan diabetes, umumnya juga berisiko terkena vaginitis (radang vagina) dan dapat terjadi terus menerus. Vaginitis dapat disebabkan beberapa hal yang berbeda termasuk ketidakseimbangan bakteri pada vagina (vaginitis bakteri) infeksi jamur (thrush) atau dari iritasi kimia, seperti dari sabun atau pelembut pakaian.
Hal ini dapat membuat hubungan seksual sangat menyakitkan, dan diperparah oleh gatal atau rasa panas. Sistitis juga dapat menjadi masalah yang berkelanjutan untuk wanita dengan diabetes. Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa, seperti laki-laki yang tidak mampu mempertahankan ereksi, klitoris wanita mungkin juga tidak mampu merespon rangsangan untuk berhubungan seks.
Wanita penderita diabetes juga akan mengeluhkan siklus menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut di tempat-tempat aneh dan ledakan jerawat tiba-tiba.
Lebih jauh, hal ini akan menyebabkan depresi jangka panjang, ketidakseimbangan hormon, dan mungkin juga menyebabkan gangguan mental lainnya. (SBA)