Pengaruh Stres Terhadap Kenaikan Berat Badan Seorang Remaja

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Tiap remaja di seluruh dunia memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Fisik seorang remaja terbentuk melalui asupan makan yang baik, aktivitas yang mendukung serta keseimbangan hormon pertumbuhan di dalam tubuhnya.

Dalam urusan pengolahan makanan menjadi energi, usia remaja menjadi golongan usia dengan proses metabolisme tubuh yang cukup cepat, sehingga makanan yang dikonsumsi akan menjadi energi. Hal tersebut yang menjadikan kebanyakan remaja memiliki postur tubuh yang ideal atau cenderung kurus.

Namun, tidak semua remaja selalu memiliki bentuk badan yang kurus. Ada juga remaja yang memiliki bentuk tubuh bongsor semenjak usia kanak-kanak atau juga ada yang mengalami kenaikan berat badan saat mereka menginjak usia remaja. Terdapat bermacam-macam faktor yang dapat menyebabkan seorang remaja mengalami kenaikan berat badan, salah satunya adalah stres.

Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres memberikan dampak secara total pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual.

Lantas bagaiaman hubungan antara stres dan kejadian naiknya berat badan seorang remaja?

Seseorang saat dalam kondisi stres, perilaku makan akan mengalami peningkatan dan berkontribusi terhadap obesitas atau kelebihan berat badan. Stres psikologis seringkali dikaitkan dengan konsumsi makanan yang meningkat, terutama dalam mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. Stres dapat meningkatkan berat badan karena meningkatkan kadar kortisol darah, mengaktifkan enzim penyimpanan lemak dan memberi tanda lapar ke otak.

Hal tersebutlah yang memicu seorang remaja dapat mengalami kenaikan berat badan dan justru cenderung kelebihan berat badan dari idealnya. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah sebuah indikator untuk ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori underweight (kekurangan berat badan), overweight (kelebihan berat badan), dan obesitas (kegemukan).

Cara menghitungnya adalah berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2). Jika hasilnya lebih dari 25, maka dapat dikategorikan overweight. Namun, stres tidak hanya menyebabkan seorang remaja mengalami kenaikan berat badan. Stres kronik pada individu tertentu dapat juga menekan nafsu makan. Keadaan depresi yang dapat dipicu oleh stres yang kronik berhubungan dengan penurunan nafsu makan.

Terdapat 2 macam perubahan pola makan akibat stres. Ada individu yang pada keadaan stres lebih banyak mengkonsumsi makanan (emotional eaters) dan sebaliknya ada individu yang pada keadaan stres pola makannya tidak terpengaruh atau dikurangi (non-emotional eaters). Dengan demikian penambahan berat badan seorang remaja tidak hanya ditentukan karena faktor stres saja. (SPT)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here