SehatFresh.com – Media masa telah banyak memberitakan mengenai krisis yang mengancam persediaan air bersih di beberapa negara termasuk Indonesia. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor penyebab dimana pada musim kemarau terjadinya kekeringan dan dimusim hujan terjadinya banjir. Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yaitu kerusakan lingkunan, pengelolaan wilayah aliran sungan, pembuangan sampah sembarangan dan lain-lain.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menempati wilayah dengan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 2.000 – 4.000 mm/tahun. Akan tetapi ternyata belum tergerak sedikitpun untuk mengelola potensi air hujan yang begitu besar.Pada saat pergantian tahun 2019 menuju tahun 2020 Indonesia digemparkan oleh bencana alam berupa banjir yang terjadi di beberapa kota besar salah satunya Jakarta.
Jakarta yang merupakan ibukota negara Indonesia menjadi salah satu kota yang sering terjadi banjir setiap tahunnya. Kawasan yang paling parah mengalami bencana banjir di Jakarta yaitu jalan Palmerah dengan mencapai ketinggian air sekitar 30 cm. Untuk mengatasi keterbatasan persediaan air bersih dan menanggulangan banjir salah satunya dengan melakukan pengelolaan air hujan.
Pengelolaan air hujan untuk mengatasi banjir dan keterbatasan air bersih dapat dilakukan dengan melakukan panen air hujan atau rain water harvesting. Istilah tersebut sebenarnya berasal dari bidang pertanian, khususnya untuk memenuhi kebutuhan air pertanian di daerah arid dan semi arid.
Namun memanen hujan di dunia Internasional saat ini menjadi bagian penting dalam agenda global encironmental water resources management dalam rangka penanggulangan ketimpangan air pada musim hujan dan kering. Memanen hujan dapat diartikan sebagai suatu upaya menampung air hujan untuk kebutuhan air bersih atau meresapkan air hujan ke dalam tanah untuk mengatasi banjir dan kekeringan.
Menurut seorang ahli yang bernama Ari menjelaskan bahwa memanen air hujan pada penampungan dengan ukuran 10 meter kubik yang dilakukan selama 2-3 jam dengan intensitas lebat dapat mengurangi genangan secara signifikasn. Menurut beliau pemanenan air hujan dapat dilakukan dengan mengalirkan air hujan yang jatuh ke permukaan atap melalui talang air, kemudian air ditampung ke dalam bak penampungan bawah tanah setelah itu limpasan air yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh dapat disalurkan ke dalam sumur serapan.
Upaya memanen air hujan sangat penting dilakukan didaerah yang tinggi curah hujannya, sering mengalami banjir dan kekeringan. Apabila upaya ini dilakukan secara masif tentu akan membawakan dampak baik karena masyarakat akan mendapatkan sumber air bersih yang murah dan menambah jumlah cadangan air tanah yang dapat digunakan saat musim kemarau, serta mencegah terjadinya genangan air yang menyebabkan banjir.
Selain itu menurun Humas aktivis lingkungan menjelaskan bahwa selain melakukan pengelolaan air hujan dengan memanen air hujan, untuk mengatasi banjir adalah perlu diawali dari diri sendiri dan lingkungan sekitar dengan melakukan kerja bakti dan gotong royong. (KMY)