SehatFresh.com – Seks tidak hanya bisa dilakukan dalam keadaan sadar, melainkan juga tidur. Memang sulit membayangkan terlebih melakukan seks saat tidur. Namun nyatanya, fenomena ini benar-benar ada dan fenomena ini disebut dengan seksomnia. Seksomnia bisa terjadi ketika pasangan melakukan seks sambil tidur.
Seksomnia adalah kegiatan penuh gairah yang dilakukan dalam kondisi tidur lelap. Selain hubungan intim, masturbasi saat tidur dan mimpi basah juga masuk ke dalam kategori seksomnia. Michel Cramer Bornemann, mengatakan “Saya pernah menangani kasus suami yang mastubarsi saat sedang tidur. Mereka mulai mencari bantuan pakar karena sang istri merasa dirinya tak bisa memuaskan suami secara seksual. Namun sebenarnya sang istri bukanlah alasan mengapa suaminya memiliki kebiasaan seksual yang aneh. Ini merupakan masalah gangguan tidur”.
Menurut Robert Oexman, pimpinan Sleep to Live Institute di Joplin, sleep sex atau seksomnia adalah bentuk parasomnia non-rapid eye movement (N-REM), sangat mirip dengan tidur sambil berjalan. Kondisi ini bisa menyebabkan orang melakukan tindakan seksual seperti masturbasi, mencumbu, berhubungan intim, dan bahkan pemerkosaan saat mereka sebenarnya sedang tidur.
Karena orang yang mengalami seksomnia kebanyakan mengalami tidur yang sangat lelap, biasanya mereka tidak ingat apa yang mereka lakukan semalam setelah terbangun keesokan harinya. Sementara itu, Profesor Meir Kryger dari Universitas Yale menyatakan, seksomnia terjadi pada proses awal saat seseorang sedang masuk ke fase tidur lebih dalam yang nyenyak.
Fenomena seksomnia pertamakali diakui sebagai sebuah gejala kelainan tidur setelah hasil riset ilmiah dari ilmuwan gabungan Universitas Toronto dan Universitas Ottawa dipublikasikan di Canadian Journal of Psychiatry pada Juni 2003. Sebelumnya, para pakar di dunia enggan membahas mengenai hal ini karena takut masyarakat tidak bisa menerimanya.
Namun, melalui penelitian yang dilakukan Dr. Colin Shaprio, Dr. Nik Trajanovic dan Dr. Paul Fedoroff, seksomnia kemudian diakui sebagai masalah kesehatan.
Dokter dan para ahli belum bisa memastikan apa penyebab terjadinya seksomnia, namun mereka menyatakan bahwa orang yang memiliki gangguan tidur seperti mengigau dan berjalan sambil tidur berisiko lebih tinggi mengalami seksomnia.
Selain itu, konsumsi alkohol, narkoba, stres dan kurang tidur juga bisa menjadi faktor pemicu terjadinya seksomnia. Beberapa laporan kesehatan menyebut, tidur yang cukup setiap malam bisa mengurangi risiko kecenderungan seksomnia.
Namun, terkadang seksomnia juga bisa terjadi karena masalah kejiwaan. Beberapa kasus seksomnia yang pernah terjadi mengungkapkan bahwa seseorang yang menderita hiperseks juga melakukan seks saat tidur.
Ann Marie menyatakan, tingkat gairah seksual seseorang bisa diukur dan dikendalikan. Jadi mereka yang mendeirta seksomnia bisa disembuhkan dengan gabungan perawatan medis dan psikologi secara rutin. (SBA)