Pengertian Sindrom Demensia pada Fungsi Otak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Seseorang yang tergolong berusia lanjut akan cenderung mengalami penurunan fungsi pada beberapa anggota atau bagian tubuhnya. Tak terkecuali otaknya. Sindrom ini umumnya dikenal dengan sebutan demensia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa demensia merupakan penyebab kematian ketujuh di dunia. Diperkirakan ada sekitar 47 juta ODD di dunia yang diprediksi bertambah menjadi 75 juta pada 2030 dan bertambah tiga kali lipat pada 2050.

Demensia merupakan sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak, seperti berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan dan memahami bahasa serta menurunnya kecerdasan mental. Sindrom ini umumnya menyerang orang-orang lansia di atas 65 tahun.

Gejala demensia menyebabkan gangguan perilaku dan kepribadian. Perubahan ini terjadi akibat adanya kerusakan pada sel otak yang memengaruhi mental dan perilaku. Tak cuma menyebabkan hilangnya kemampuan mengingat, demensia juga membuat pengidapnya kesulitan menjalani aktivitas hariannya. Tak tanggung-tanggung, bahkan demensia bisa menyebabkan ‘kelumpuhan’ karier seseorang.

Penderita demensia umumnya akan mengalami depresi, perubahan suasana hati dan perilaku, kesulitan bersosialisasi hingga berhalusinasi. Penderita tidak mampu hidup mandiri dan memerlukan dukungan orang lain. Sayangnya, demensia tidak dapat disembuhkan. Tapi, pengobatan secara dini dapat membantu meredakan dan memperlambat perkembangan gejala serta menghindari komplikasi lebih lanjut.

Penyakit demensia memiliki beberapa turunan. Alzheimer adalah tipe demensia yang paling sering ditemui. Alzheimer adalah penyebab dari 60 hingga 70 persen kasus demensia. Alzheimer juga dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk penyakit spesifik dari demensia.

Berbeda dengan beberapa penyakit atau gangguan fungsi tubuh akibat infeksi dan penggunaan obat yang menyebabkan demensia, penyakit Alzheimer disebabkan kerusakan atau kematian sel otak dan belum dapat disembuhkan hingga saat ini.

Alzheimer merupakan penyakit yang bersifat bertahap dan berlangsung dalam waktu yang lama. Biasanya seseorang mulai terdiagnosis pada umur 60 tahun. Namun, orang muda pun sudah bisa mengalami penyakit Alzheimer. Selain alzheimer, ada juga demensia vaskular, demensia lewy body, demensia fronto temporal, demensia parkinson, demensia huntington dan demensia trauma kepala.

Jadi, demensia dan penyakit Alzheimer tidaklah sama. Memang, pemicu seseorang untuk mengalami Alzheimer dan demensia biasanya adalah pertambahan usia. Namun yang perlu diingat, baik Alzheimer maupun demensia bukanlah hal yang lumrah untuk terjadi pada lansia karena ini merupakan gangguan kesehatan alias penyakit. Walaupun terdapat banyak kesamaan, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar sehingga tidak dapat disamakan.

Di samping itu, tidak semua orang yang mengalami penurunan daya ingat atau penurunan kemampuan fungsi otak dapat diasosiasikan dengan demensia. Oleh sebab itu, pemeriksakan ke dokter untuk mengetahui kondisi lebih lanjut sangat dianjurkan. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here