SehatFresh.com – Small penis syndrome atau sindrom penis kecil kedengarannya seperti penyakit yang menyeramkan. Apakah ini terkait dengan menyusutnya ukuran penis seorang pria? Hmm, pria mana yang tak khawatir jika penisnya disebut kecil?
Tapi tenang, ini bukan soal virus atau penyakit tertentu, melainkan kondisi psikologi. Maksudnya, ada sejumlah pria yang sebenarnya ukuran kelaminnya rata-rata, tapi merasa kalau alat kejantanannya itu sangat kecil. Dengan kata lain, ia merasa bahwa penisnya terlalu kecil, bahkan ketika ukurannya terbilang normal seperti halnya pria kebanyakan.
Gangguan psikologis itu disebut dengan sindrom penis kecil (small penis syndrome). Gangguan ini sering pula disebut gangguan dismorfik penis (penis disorder dismorfik). Sindrom penis kecil itu merupakan gangguan psikologis ketika seorang pria khawatir berlebihan dan sibuk sendiri dengan merasa penisnya terlalu kecil.
Kenapa pria menganggap penisnya kecil? Ini merupakan akibat dari persepsi manusia yang mendorongnya untuk percaya kalau kelaminnya imut. Padahal, sangat sulit bagi pria untuk mengukur penisnya sendiri. Dengan melihat ke bawah, pria melihat dari sudut yang jelek. Selain itu, psikologi seseorang berperan.
Gangguan sindrom penis kecil berbeda dengan mikropenis. Pada umumnya, ukuran penis pria normal adalah 13cm atau lebih saat ereksi. Menurut temuan peneliti Inggris yang dirilis pada BJU International, 63% pria mengeluhkan tentang ukuran perkakas mereka. Padahal ukuran mereka tidak kurang dari normal. Sementara itu, mikropenis berukuran jauh dari ukuran normal.
Lalu apa kata wanita soal penis pria, pentingkah ukuran bagi mereka? Ukuran memang penting bagi wanita. Namun jika bicara kepuasan seksual, ukuran bukan prioritas. Wanita sulit untuk mencapai orgasme. Oral dan stimulasi tangan seringkali lebih efektif seperti halnya vibrator. Ini bukan personal, hanya saja begitulah cara tubuh wanita (beberapa) bekerja.
Sebuah penelitian menunjukkan, sebagian besar pria yang ingin memperbesar penisnya sebenarnya berukuran rata-rata. Pikirannya yang membuat dirinya merasa kalau kelaminnya imut. Dan pria dengan sindrom penis kecillah yang kurang puas dengan hasil operasi.
Ada berbagai alasan seorang pria ingin memperbesar alat kelaminnya, seperti terlihat perkasa. Banyak pria ingin punya penis besar dan panjang agar dirinya terlihat lebih perkasa di mata lawan jenisnya. Maklum, stigma penis besar-panjang melambangkan keperkasaan sudah tumbuh di masyarakat negeri ini sejak lama.
Di samping itu, saat berada di atas ranjang, banyak pria mengaku tingkat kepercayaan dirinya bertambah jika memiliki senjata yang besar dan panjang. Sebaliknya, pria berpenis kecil kerap merasa tak percaya diri ketika berhubungan seksual. Mereka (pria berpenis kecil) sering dihantui pertanyaan, Apakah bisa memuaskan pasangannya atau tidak dengan ukuran penis yang tak besar? Stigma-stigma seperti itulah yang mendorong seseorang mengalami small penis syndrome. (SBA)