SehatFresh.com – Ternyata anoreksia tidak hanya bisa dialami wanita. Mengutip Huffington Post, bukan hanya wanita yang menderita gangguan makan tersebut. Pria juga banyak yang mengalaminya, hanya saja kurang tersorot. Memang benar bahwa lebih banyak wanita yang mengalami gangguan makan, tapi tak berarti tak ada satu pun yang mengalami masalah ini.
Di Amerika Serikat misalnya, Asisten Profesor Psikologi Klinis mengungkapkan ada seperempat kasus pria yang mengalami bulimia nervosa dan anoreksia. Penelitian sebelumnya yang lebih sederhana menghasilkan data yang lebih mencengangkan. Sekitar sepersepuluh pria di AS ternyata menderita bulimia dan anoreksia nervosa.
Anoreksia nervosa adalah penyakit yang sangat berbahaya. Anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan berat badan yang sehat.
Pria pengidap anoreksia nervosa ini ternyata akan mengalami efek fisiologis yang sama dengan wanita. Tubuh mereka akan terlihat kurus, namun kesehatan psikologisnya menurun. Penderita anoreksia juga berisiko besar untuk menderita malnutrisi. Parahnya lagi, angka kematian penderita anoreksia ini sama tingginya dengan tingkat kematian penderita penyakit jiwa.
“Yang seringkali terjadi adalah adanya kesalahpahaman bahwa masalah untuk mendapat tubuh ideal ini hanyalah masalah wanita. Jika pria yang mengalami masalah ini, mereka seringkali dianggap salah diagnosis,” kata Glasofer.
Dia menambahkan, pria yang mengalami hal ini juga terobsesi dengan kalori makanan, olahraga, dan penampilan. Penampilan dan bentuk tubuh diri mereka adalah cara utama mereka untuk mengevaluasi dirinya.
Tentu saja ada bedanya antara pria dan wanita yang mengindap anoreksia. Salah satunya adalah penyebab atau motivasi mereka sampai menyebabkan terjadinya hal ini. Biasanya, penyebab pria dan wanita pengidap anoreksia ini berbeda. Meskipun ada juga yang sama, yaitu untuk mengontrol penampilannya.
Selain itu, ada juga yang dianggap sebagai pembenaran untuk pria untuk menjaga tubuh mereka tetap langsing antara lain untuk menambah kecepatan, kekuatan, kemampuan, dan kelincahan untuk bela diri. Pria juga sering mengidap masalah ini karena adanya ketidakpuasan mereka terhadap kinerja fisik tubuhnya, bukan sekadar untuk penampilan.
Begitu kuatnya stereotype bentuk badan ideal pria yang “tinggi gagah berotot” di mata masyarakat berkat pengaruh lingkungan serta media sosial, secara tidak langsung juga memengaruhi bagaimana seorang pria berperilaku di kesehariannya. Dalam teori sosial, ini disebut dengan teori objektivikasi diri, di mana tindak-tanduk seseorang terfokus pada bagaimana ia dapat memperbagus penampilannya demi mendapat persetujuan masyarakat. (SBA)