SehatFresh.com – Setelah makan seharusnya kita lebih berenergi karena mendapatkan asupan kalori. Lalu kenapa setelah makan besar justru membuat ngantuk? Kondisi tersebut tentunya berkaitan dengan kuantitas dan jenis makanan yang kita makan. Pasalnya, makanan yang tinggi karbohidrat, tinggi lemak dan tinggi gula menyebabkan otak untuk fokus penuh di organ pencernaan.
Fenomena ini lebih dikenal dengan food coma atau keadaan di mana seseorang merasa lemas dan mengantuk karena energi yang dihabiskan untuk mencerna makanan. Energi yang digunakan untuk mencerna makanan ini hampir sama dengan energi yang dihabiskan setelah berolahraga ringan. Rasa kantuk yang datang ini biasanya tidak berlangsung lama, hanya sekitar 1 hingga 2 jam saja.
Tapi terkadang rasa kantuk yang datang sangat sulit untuk ditahan. Rasa kantuk setelah makanan adalah kondisi yang normal terjadi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, karena terjadinya aktivasi sistem saraf tertentu (parasimpatik) menyusul adanya makanan pada saluran pencernaan dan menyebabkan tubuh berada pada kondisi energi yang rendah.
Kedua, karena terjadinya perubahan hormon dan kimia dalam tubuh yang terkait dengan proses pemecahan makanan menjadi glukosa dan menyerap dalam darah. Tubuh bereaksi terhadap makanan di dalam perut dan usus dengan mengaktifkan sistem saraf tertentu (parasimpatis) yang berfungsi untuk proses pencernaan. Apabila aktivitas sistem saraf meningkat, aktivitas sistem saraf lain (simpatik) yang berfungsi untuk kegiatan aktif akan berkurang.
Kondisi ini mendorong tubuh berada dalam keadaan energi rendah yang menyebabkan proses istirahat. Semakin banyak kita makan, maka saraf parasimpatik akan menjadi semakin aktif dan mengakibatkan Anda semakin mengantuk. Jika kita mengonsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi (misalnya gula, kue dan roti yang), glukosa dari saluran pencernaan akan menyerap masuk ke dalam aliran darah dengan cepat.
Hal ini akan mengakibatkan peningkatan insulin, yang berperan mengontrol kadar gula darah pada batas normal. Insulin merangsang penyerapan asam amino tertentu ke dalam otot, kecuali asam amino jenis triptofan. Triptofan ini akan digunakan oleh otak dan diubah menjadi serotonin dan kemudian melatonin. Peningkatan serotonin dan melatonin inilah yang memicu rasa kantuk setelah makan.
Para peneliti menemukan kelompok sel otak yang disebut saraf orexin yang ditemukan di hipotalamus yang mana sifatnya sangat sensitif terhadap kadar glukosa. Saraf tersebut memproduksi protein orexin yang memengaruhi kesadaran di otak. Bisa dikatakan bahwa mengantuk setelah makan dan bahkan tidur setelah makan adalah tanda-tanda terjadinya syok biokimia.
Ketika tingkat oksigen tubuh turun di bawah 20 detik, maka pengaruhnya adalah terjadi overbreathing (memerlukan kerja pernapasan lebih banyak) pada kadar oksigen otak. Darah menjadi kekurangan oksigen dan menyebabkan berkurangnya pasokan enzim pencernaan, akumulasi dari produk sisa metabolisme dalam usus besar dan sel tubuh lainnya.
Pencernaan menjadi lebih lambat apalagi jika kita kekurangan air minum setelah makan. Dehidrasi dapat memperburuk rasa kantuk kamu. Air yang kita minum dibutuhkan oleh semua organ tubuh untuk memperlancar dan mempercepat proses kerjanya, termasuk organ-organ pencernaan.