SehatFresh.com – Serangan jantung bukan monopoli orang lanjut usia. Kini, serangan jantung juga bisa dialami oleh kalangan yang berusia lebih muda. Kecenderungannya pun makin mengkhawatirkan.
Di Indonesia penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1% dari populasi. Bahkan, penyakit ini semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22% dari penderita jantung usia muda itu ada di kisaran 15–35 tahun. Bagaimana ini bisa terjadi?
Jantung memiliki beberapa jenis pembuluh di antaranya yang paling penting adalah arteri koroner. Pada arteri ini, terdapat sirkulasi darah kaya oksigen ke semua organ dalam tubuh, termasuk jantung. Bila arteri ini tersumbat atau menyempit, aliran darah ke jantung bisa turun secara signifikan atau berhenti sama sekali. Hal ini bisa menyebabkan serangan jantung.
Penyebab tersering serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Pada kondisi ini, penumpukan plak terbentuk di arteri. Kemudian pada suatu saat, plak ini akan robek dan terlepas. Bila robekan atau bongkahan plak yang terlepas ini cukup besar dan terbawa aliran darah ke arteri koroner, plak ini bisa mengakibatkan sumbatan.
Arteri koroner membawa oksigen untuk otot-otot jantung. Bila aliran arteri ini tersumbat, oksigen tidak dapat mencapai otot jantung dan otot jantung pun dapat mati bila dibiarkan lama tanpa oksigen.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Circulation memeriksa mayat dari 760 remaja dan dewasa muda dan menemukan tanda-tanda awal penyakit penyumbatan arteri koroner yakni adanya penumpukan kolesterol di pembuluh darah. Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan serangan jantung sebaiknya sudah dimulai sejak usia dini.
Peneliti senior Dr Henry McGill dari Yayasan Southwest untuk Biomedical Research di San Antonio, Texas mengatakan bahwa pencegahan penyakit penyumbatan arteri koroner yang bisa menyebabkan serangan jantung dimulai sejak masa kanak-kanan atau paling tidak remaja.
Seperlima dari dewasa muda usia 30–34 tahun ternyata juga sudah bisa mengembangkan penumpukan plak di dalam pembuluh arteri, menunjukkan gejala-gejala kemungkinan serangan jantung dan stroke di masa depan. Faktor risiko paling besar dialami oleh orang-orang obesitas, merokok, punya tekanan darah tinggi dan memiliki kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah.
Orang-orang yang berisiko terkena serangan jantung biasanya memiliki pola hidup yang tidak sehat dan juga faktor genetika, seperti kelebihan berat badan sangat tidak baik untuk kesehatan. Bahkan jika seseorang melakukan diet yang salah, misalnya, diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol dan sodium juga akan meningkatkan kolesterol. Kandungan yang terdapat pada rokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.
Jadi, jelas serangan jantung dapat terjadi pada siapa saja, tidak hanya orang tua, tetapi juga usia muda yang tidak peduli dengan pola hidup sehat. Maka, selagi kita sehat, penting untuk menjaga pola hidup sehat dan mencegah terjadinya serangan jantung. (SBA)