Penyebab Seseorang Menjadi Psikopat

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Psikopat adalah salah satu penyakit kejiwaan yang dapat menimpa siapa saja. Tua, muda, anak-anak dan juga dewasa dapat mengalami penyakit ini. Kelainan psikopat tidak disebabkan oleh suatu penyakit.

Meskipun begitu, dampak yang bisa ditimbulkan karena psikopat ini sangat merugikan siapapun. Bahkan, bisa membuat seseorang atau makhluk hidup merasakan siksaan baik secara batin maupun fisik.

Apa Saja Penyebab Orang Menjadi Psikopat?

  • Salah asuhan

Sikap dan sifat yang dimiliki seseorang tidak akan jauh dari bagaimana cara dia diasuh. Orang yang menjadi psikopat rata-rata terjadi karena kesalahan dalam pola asuh di keluarganya. Umumnya, orang tua yang tidak mengerti mendidik seperti tidak memperhatikan anak, sering memarahinya, tidak merawat dan sering memberikan kekerasan mempunyai peluang yang besar akan jadi psikopat saat dewasa nanti.

  • Tekanan yang besar

Seperti yang sudah disebutkan di awal, orang yang mengalami psikopat merupakan orang yang terkena gangguan pada jiwanya. Nah, salah satu faktor yang dapat memengaruhi kejiwaan seseorang adalah adanya tekanan secara batin.

Semakin besar tekanan batin yang diterima, maka semakin besar pula tingkat stres yang diterimanya. Stres itulah yang menyebabkan seseorang dapat menjadi psikopat. Oleh sebab itu, cara menghadapi kehidupan perlu diberikan pada orang-orang seperti ini.

  • Adanya keinginan menjadi terlihat hebat

Seseorang yang sangat terobsesi untuk menjadi paling kuat, paling hebat, dan paling diatas segala-galanya memiliki potensi untuk menjadi psikopat. Mengapa bisa begitu? Sebab orang yang semacam itu akan melakukan segala cara agar tujuannya bisa tercapai.

  • Tidak berfungsinya bagian otak amygdala

Fungsi otak memang sangat diperlukan bagi perkembangan individu. Namun Clara Moskowitz dari Live Science menjelaskan kalau psikopat memiliki cara kerja otak yang berbeda. Melalui brain scan dari penderita psychopathy ia menemukan bahwa sistem paralimbik mereka, yaitu bagian otak yang memproses respon emosional, mengalami gangguan.

Pada psikopat, fungsi amygdala atau area otak yang terkait dengan sensasi ketakutan, kurang mengalami aktivitas. Kerusakan bagian otak ini menjadikan psikopat kurang peka terhadap rasa takut dan kebal akan emosi serta rasa penyesalan yang hebat. Fungsi amygdala sangat diperlukan untuk menjaga agar individu tetap mengarah kepada perkembangan moral yang mendasar.

Parahnya, hal ini tidak terjadi pada mereka yang psikopat. Tanpa komando internal dari otak, penderita psychopathy bertindak melawan norma dan hukum karena mereka tidak merasakan penyesalan atau tanggung jawab, separah apapun tindakan yang mereka lakukan.

Meski begitu, sistem paralimbik psikopat dapat berfungsi ketika mereka dalam kesulitan atau merasa terpojok. Jika sistem paralimbik psikopat bisa difungsikan kembali ketika penderita psychopathy merasa bahwa “empati” diperlukan. Pasien psikopat yang dijadikan subjek diminta untuk memberi saran setelah menonton video mengenai violent attack.

Hasilnya, jaringan emosional dari otak psikopat menunjukkan aktivitas yang meningkat. Kemampuan observasi penderita psychopathy bisa dibilang luar biasa dan mereka sebenarnya mampu untuk “menghidupkan empati” namun hanya untuk tujuan jangka pendek, yakni memanipulasi korban mereka. (MLS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here