Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Previa

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Ibu hamil bisa mengalami masalah perdarahan antenatal atau sebelum persalinan yaitu solusio plasenta dan plasenta previa, keduanya sama-sama disebabkan oleh masalah perlekatan plasenta pada rahim.

Apa Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Previa?

Plasenta Akreta

Plasenta akreta merupakan kondisi ketika ari-ari atau pembuluh darah plasenta bertumbuh pada dinding rahim terlalu dalam. Normalnya, plasenta ikut terlepas dari dinding rahim usai ibu melahirkan. Namun, ketika ibu mengidap plasenta akreta, plasenta tetap menempel pada dinding rahim setelah ibu melahirkan, baik sebagian atau seluruhnya. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan menyebabkan ibu mengalami perdarahan hebat setelah melahirkan.

Parahnya kelainan plasenta akreta dilihat dari seberapa dalam plasenta menempel pada dinding rahim. Kasus paling umum adalah menempelnya plasenta terlalu dalam pada bagian dinding rahim. Ada pula plasenta inkreta, yaitu ketika plasenta menempel semakin dalam pada rahim, bahkan hingga mencapai otot rahim. Bahkan, plasenta bisa menembus dinding rahim dan menempel pada organ lain, seperti misalnya kandung kemih meski hal ini jarang ditemui. Kondisi terakhir ini disebut dengan plasenta perkreta.

Plasenta Previa

Berbeda dengan plasenta akreta, plasenta previa adalah kondisi ketika letak plasenta rendah, sehingga menutupi bagian mulut rahim. Ketika ibu sedang hamil, terbentuk plasenta yang menempel pada bagian dinding rahim dan terhubung langsung janin melalui tali pusar sebagai jalur untuk menyalurkan oksigen dan zat nutrisi untuk menunjang perkembangan janin, juga sebagai saluran pembuangan zat sisa.

Pada kehamilan normal, plasenta mengalami perkembangan dan pelebaran dengan arah menjauhi serviks atau leher rahim. Namun, jika plasenta tidak berpindah atau tetap berada di dekat mulut rahim, maka jalur lahir janin terhalangi. Ini yang dinamakan dengan plasenta previa. Meski begitu, kondisi ini jarang terjadi pada ibu hamil.

Tanda plasenta previa yang sering muncul adalah perdarahan, tetapi tidak diikuti dengan rasa nyeri atau sakit yang terjadi pada trimester ketiga saat hamil. Volume perdarahannya beragam dan berhenti dengan sendirinya, tetapi akan kembali terjadi selang beberapa hari kemudian. Meski begitu, tidak semua ibu hamil mengalami perdarahan walau didiagnosis mengidap plasenta previa.

Adapun tindakan pencegahan yang bisa dilakukan terhadap plasenta previa adalah mengurangi aktivitas berat yang dapat memicu kelelahan pada tubuh. Jika ibu mengalami perdarahan mulai trimester hingga ketiga, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pastikan ibu hamil jangan mudah stress sehingga ada baiknya terus berpikir positif dan membahagiakan diri.

Demikian informasi mengenai perbedaan plasenta akreta dan plasenta previa. Semoga bermanfaat bagi para calon ibu maupun para ibu yang sedang mengalami persoalan plasenta. Jangan ragu untuk terus bertanya kepada dokter. MLS

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here