SehatFresh.com – Testosterone adalah hormon seksual pada pria yang dihasilkan oleh testis secara alami. Hormon ini memiliki beberapa fungsi dalam tubuh pria, seperti:
- Mendorong pertumbuhan rambut pada muka dan tubuh.
- Membuat suara makin berat.
- Membantu perkembangan organ kelamin.
- Membantu produksi sel darah merah.
- Membantu produksi sperma.
- Memelihara kepadatan tulang.
- Mempertahankan gairah seksual.
- Mempertahankan kesuburan.
Kadar testosteron akan berubah seiring dengan pertambahan usia. Dilansir dari laman Healthline, rata-rata kadar testosteron akan menurun sekitar delapan persen setiap 10 tahun atau 16 persen setiap 20 tahun.
Kondisi ini yang kemudian mengakibatkan gairah seks pria semakin menurun yang disertai dengan hilangnya kekuatan otot, kenaikan lemak perut, pengeroposan tulang serta penurunan fungsi kognitif.
Dengan kata lain, kekurangan testosteron dapat menyebabkan gangguan kesuburan, gangguan ereksi serta terhambatnya pubertas dan pertumbuhan organ reproduksi pada pria.
Demi menghindari penurunan fungsi seksual dan berbagai masalah kesehatan ini, tidak sedikit pria dewasa lanjut usia yang kemudian memilih untuk mengonsumsi suplemen testosteron. Bukan tanpa alasan, selain bertujuan untuk meningkatkan gairah bercinta, suplemen ini juga diyakini dapat membantu mengobati penyakit hipogonadisme yaitu kondisi ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup hormon testosteron.
Berawal dari hal tersebut, pada tahun 2010 para peneliti di National Institute of Aging melakukan uji coba testosteron guna mengetahui apakah suplemen testosteron dapat memperbaiki masalah kesehatan yang berkaitan dengan rendahnya kadar testosteron di usia tua.
Hasilnya menunjukkan bahwa memang ada manfaat yang akan didapat dengan minum suplemen testosteron. Sayangnya di sisi lain, hal ini juga bisa menimbulkan risiko kesehatan. Mudahnya, fungsi seksual seorang pria dewasa lanjut usia akan meningkat ke rentang normal, tapi tidak mendukung kemampuan fisik pria ke arah yang lebih baik.
Penemuan ini juga didukung oleh para ilmuwan dari Utrecht Medical Center, yang memberikan suplemen testosteron kepada 237 pria berusia 60 sampai 80 tahun dengan kadar testosteron rendah. Menurut penelitian tersebut, massa otot tubuh pria meningkat yang disertai dengan penurunan massa lemaknya, tapi tidak mampu memperbaiki kekuatan otot pria.
Di samping itu, pria yang minum suplemen testosteron justru memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih rendah. Padahal, jenis kolesterol tergolong baik dan diperlukan oleh tubuh. Jika dibiarkan dalam waktu lama, pria usia lanjut berkemungkinan untuk mengembangkan sindrom metabolik yang merupakan kumpulan dari berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, maupun kolesterol tinggi.
Selain itu, suplemen testosteron ternyata kurang berperan dalam memperbaiki fungsi kognitif, meningkatkan kepadatan mineral tulang serta kualitas hidup secara keseluruhan.
Jadi, suplemen testosteron bukanlah satu-satunya solusi untuk meningkatkan kadar testosteron pria dewasa lanjut usia. Masih ada cara lain yang dinilai lebih alami dan tentunya bisa dengan mudah Anda coba. (SBA)