Resiko dan Bahaya Plasenta Akreta Bagi Ibu Hamil

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Plasenta akreta tidak menimbulkan gejala atau tanda-tanda secara kasat mata. Sehingga membutuhkan untuk melakukan pemeriksaan USG. Tapi banyak juga ditemui kasus ibu yang mengalami plasenta akreta dengan keluarnya pendarahan dari Miss V saat trimester ketiga kehamilan.

Apa Bahaya Plasenta Akreta Bagi Ibu Hamil?

Plasenta akreta ialah kondisi komplikasi kehamilan yang berbahaya karena bisa mengancam nyawa. Kondisi ini menyebabkan seorang wanita mengalami pendarahan hebat bahkan darah 3 sampai 5 liter darah keluar saat melahirkan. Padahal rata-rata jumlah darah seseorang sekitar 4,5 sampai 5,5 liter darah. Wanita hamil yang divonis menderita plasenta akreta harus menjalani transfusi darah ketika melahirkan karena sudah terjadi pendarahan yang hebat.

Bahkan dokter bisa jadi membiarkan plasenta tetap menempel dalam tubuh ibu, karena jaringannya bisa terlepas seiring berjalannya waktu. Namun, hal ini bisa menimbulkan komplikasi serius seperti infeksi rahim parah, sehingga perlu diambil tindakan pengangkatan rahim untuk mengatasinya. Komplikasi plasenta dibiarkan menempel adalah terbentuknya gumpalan darah di paru-paru alias emboli paru yang semakin membahayakan.

Risiko kematian juga harus dialami oleh pengidap plasenta akreta. Bahkan ibu hamil banyak yang sudah meninggal dunia di saat dokter sedang melakukan tindakan pencegahan.

Apa Saja Resiko yang Membuat Ibu Hamil Mengalami Plasenta Akreta?

Ada banyak faktor risiko yang bisa memperbesar kemungkinan ibu hamil terkena gangguan plasenta. Factor atau pun risiko yang membuat diri ibu hamil mengalami gangguan plasenta, ialah sebagai berikut:

  1. Tekanan darah yang tinggi pada ibu hamil.
  2. Wanita yang hamil di atas usia 40 atau sudah dalam kondisi tidak sehat.
  3. Apabila ketuban sudah pecah sebelum waktu bersalin.
  4. Apabila ibu mengalami gangguan pembekuan darah.
  5. Apabila wanita yang mengandung bayi kembar.
  6.  Wanita hamil yang masih aktif memakai obat terlarang atau pun narkoba.
  7. Wanita yang pernah menjalani prosedur medis pada rahim, seperti pada operasi caesar atau kuret.
  8. Wanita yang pernah mengalami cedera pada perut, seperti terjatuh atau perut terbentur.
  9. Wanita yang sebelumnya sudah pernah hamil dan juga pernah mengalami gangguan plasenta pada kehamilan sebelumnya.

Segera konsultasi dengan dokter apabila Anda sebagai ibu hamil justru mengalami gangguan plasenta yang ditandai dengan gejala-gejala sakit perut, nyeri punggung yang tidak tertahankan, perdarahan vagina dan kontraksi rahim terus-menerus sebelum waktu bersalin.

Setelah tahu apa saja resiko yang dapat membuat ibu hamil terserang plasenta akreta, sebaiknya jangan sampai melakukan hal-hal yang dapat memicu resiko tersebut sebelum terlambat. Saat hamil ibu memang dituntut untuk dapat menjaga gaya hidup sehat dan membatasi aktivitas berat tapi masih rutin olahraga. (MLS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here