Resiko Kesehatan Setelah Aborsi

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Institut Guttmacher mencatat satu dari empat kehamilan di dunia setiap tahunnya diaborsi. Angka aborsi di Indonesia masih tinggi. BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mencatat sebanyak 2,4 juta per tahun. Ada risiko komplikasi dan efek aborsi.

Apa Saja Efek Aborsi?

Efek aborsi ialah merusak tubuh, seperti sakit perut dan kram, mual, muntah, diare, dan flek. Sebanyak 10 persen pasien aborsi mengalami komplikasi yang mengancam nyawa. Adapun resikonya ialah sebagai berikut:

  • Perdarahan Vagina

Perdarahan hebat ialah aborsi dengan demam tinggi yaitu karena keluarnya gumpalan jaringan janin dari rahim. Keluar gumpalan darah/jaringan sebesar bola golf selama 2 jam atau lebih. Perdarahan berat hingga 12 jam berturut-turut

  • Infeksi

Infeksi ialah efek aborsi dimana pasien mengalami infeksi yang 3 hari atau lebih sebagai efek aborsi. Infeksi karena leher rahim melebar selama proses aborsi sehingga bakteri dari luar masuk dengan mudah ke dalam tubuh.

  • Sepsis

Infeksi pada satu area karena adanya bakteri masuk ke aliran darah ke seluruh tubuh disebut sebagai sepsis. Infeksi terlanjur menyerang tubuh semakin parah kemudian tekanan darah menurun sehingga dinamakan syok sepsis. Syok sepsis ialah peningkatan risiko yang tidak sempurna (potongan jaringan sisa kehamilan masih terperangkap dalam tubuh setelah aborsi) dan

  • Kerusakan Rahim

Kerusakan rahim terjadi karena adanya kerusakan leher rahim, perlubangan (perforasi) rahim, dan luka robek pada rahim (laserasi). Risiko perforasi rahim meningkat dan bisa berisiko kerusakan serviks apabila terjadi pada remaja.

  • Infeksi Peradangan Panggul

Infeksi peradangan panggul (PID) ialah penyakit yang meningkatkan risiko kehamilan ektopik dan mengurangi kesuburan perempuan. Sebanyak 5% perempuan yang tidak terinfeksi oleh infeksi lain sebelum kehamilan dan selama aborsi dapat mengembangkan PID dalam waktu 4 minggu setelah aborsi pada trimester pertama.

  • Endometritis

Endometritis ialah kondisi peradangan lapisan Rahim karena infeksi. Endometritis terjadi pada remaja. Remaja perempuan dilaporkan 2,5 kali mengalami endometritis setelah aborsi dibandingkan wanita usia 20-29.

  • Kanker

Perempuan yang melakukan aborsi berisiko 2,3 kali lebih terkena kanker serviks daripada perempuan yang tidak pernah aborsi. Perempuan yang dua kali atau lebih aborsi lebih beresiko kanker ovarium.

  • Kematian

Perdarahan hebat atau infeksi parah, emboli paru, anestesi yang gagal dan kehamilan ektopik yang tidak terdiagnosis dapay menimbulkan kematian ibu.

Aborsi sangat beresiko bagi kehidupan wanita selanjutnya. Akan semakin rentan terkena penyakit dan menurunkan kesahatan organ kewanitaan. Demikian informasi mengenai resiko kesehatan yang terjadi setelah melakukan aborsi. Semoga bermanfaat bagi semua pembaca setia untuk tetap menjaga kesehatan. (MLS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here