SehatFresh.com – Ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini akan merasakan keluar cairan dari vagina secara terus menerus tanpa henti. Gejala KPD adalah sama seperti ketuban pecah tanda melahirkan yaitu kebocoran cairan dari vagina. Air ketuban bisa keluar menetes bocor, mengalir meleler atau menyembur kuat seperti air kencing.
Semakin besar sobekan pada kantungnya, semakin banyak air ketuban yang keluar dari vagina. Cairan ketuban akan terus mengalir keluar hingga 600-800 mililiter (sekitar 2-3 gelas) dari mulanya sobek.
Cairan ketuban ini berwarna bening, tidak berbau. Keluarnya cairan disertai rasa mulas di perut. Ibu hamil berisiko mengalami ketuban pecah dini jika memiliki kondisi sebagai berikut:
- Stres
- Pernah menjalani operasi di bagian serviks
- Pernah melahirkan secara prematur atau mengalami ketuban pecah dini di kehamilan sebelumnya
- Tekanan darah tinggi saat hamil
- Indeks massa tubuh yang rendah pada ibu hamil
- Mengalami infeksi di bagian rahim, leher rahim atau vagina. Yang menjadi penyebab umum terjadinya ketuban pecah dini
- Trauma atau pernah cedera di bagian organ reproduksi karena kecelakaan, seperti jatuh dari kendaraan bermotor
- Cairan ketuban terlalu banyak atau janin kembar, hingga menyebabkan kantung ketuban terlalu melebar dan lapisannya lebih tipis
- Konsumsi alkohol dan merokok saat hamil
Berikut Risiko Komplikasi dan Bahaya Ketuban Pecah Dini Bagi Janin
- Rentan terkena infeksi
Risiko terbesar dari kondisi kantung ketuban pecah dini adalah infeksi pada janin. Kantung dan cairan ketuban berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah bakteri dan kuman lain masuk menginfeksi janin di dalam kandungan. Ketika selaput ketuban pecah, perlindungan tersebut akan musnah sehingga umumnya janin jadi lebih rentan terkena penyakit selama dalam kandungan dan ketika lahir nanti.
Kerusakan kantung ketuban akan menjadi pertimbangan pertama kali karena semakin lama kantung ketuban dibiarkan pecah, semakin besar kesempatan bayi terkena infeksi. Maka dokter akan melakukan pemeriksaan yang wajib dilakukan di rumah sakit. Setelahnya, baru diputuskan apa bayi harus dilahirkan segera atau tidak.
Namun apabila ketuban pecah dini sementara sobekannya kecil dan sisa cairannya masih cukup, kemungkinan Anda tidak perlu bersalin lebih awal. Tubuh akan terus memproduksi cairan ketuban untuk melindungi dirinya
- Rentan mengalami masalah paru saat lahir
Sebelum usia kehamilan 23 minggu, bayi membutuhkan air ketuban agar paru-paru mereka dapat berkembang secara normal. Apabila ketuban pecah terlalu dini, janin akan kehilangan air ketuban yang cukup banyak sehingga menghambat perkembangan paru-parunya. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit paru pada bayi, salah satunya hipoplasia paru.
Paru-paru bayi yang lahir prematur akibat KPD umumnya memiliki lebih sedikit sel paru-paru, saluran udara dan alveoli. Ini membuat bayi Anda harus langsung dirawat di ruangan khusus atau NICU (Neonatal Intensive Care Unit) segera setelah ia lahir. (KKM)