SehatFresh.com – Masa yang rentan di mana ibu hamil disarankan untuk tidak berpuasa adalah pada trimester pertama dan trimester terakhir masa kehamilan. Hal ini dikarenakan pada trimester pertama, tubuh ibu masih beradaptasi dengan keberadaan janin. Fluktuasi hormon, rasa mual dan muntah masih sering dialami pada trimester pertama.
Jika ibu memaksakan puasa pada masa ini, maka dapat terjadi dehidrasi pada ibu dan kekurangan asupan bagi janin. Hal ini tentu berbahaya karena pertumbuhan janin dapat terhambat. Ibu hamil yang sedang dalam masa trimester pertama dan berpuasa memiliki risiko 1,5 kali lebih besar nantinya melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg). Ini bisa jadi dikarenakan kurangnya asupan gizi ke janin, padahal pada trimester pertama dibutuhkan tambahan kalori kurang lebih 180 kalori per harinya untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.
Sementara pada trimester akhir, janin masih terus berkembang menyempurnakan organ-organ penting sehingga disarankan ibu hamil tetap makan secara teratur untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Selain itu, saat trimester akhir, kelahiran janin bisa terjadi kapan saja dan ibu hamil diharapkan memiliki tenaga yang cukup untuk melahirkan.
Maka dari itu, memenuhi kebutuhan gizi sangatlah penting pada masa-masa ini. Pada trimester kedua kehamilan, ibu hamil sudah mulai nyaman dengan kehamilannya. Morning sickness sudah berkurang dan ibu sudah dapat beradaptasi dengan keberadaan janin. Pada masa ini ibu hamil boleh berpuasa.
Ibu hamil harus melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu dan memastikan bahwa kondisi badannya sehat, kuat dan sama sekali tidak mengalami gangguan atau resiko pada kehamilannya, khususnya pada resiko terkena anemia atau diabetes gestasional, maka mereka boleh-boleh saja melakukan ibadah puasa. Jika ibu hamil ternyata mengalami masalah diabetes, ada baiknya mereka tidak berpuasa.
Sedangkan untuk ibu menyusui sebenarnya tidak ada larangan untuk ikut berpuasa. Menurut penelitian, kualitas maupun kuantitas ASI (Air Susu Ibu) tidak berubah saat asupan makan dan minum dibatasi selama setengah hari. Yang perlu menjadi prioritas adalah kecukupan nutrisi ibu dan anak. Ketika menyusui, maka seorang ibu tidak hanya makan dan minum untuk dirinya saja melainkan juga untuk buah hatinya. Karena itu, kebutuhan nutrisi harus benar-benar diutamakan.
Ibu hamil maupun menyusui tidak perlu memaksakan diri jika saat berpuasa mengalami gangguan kesehatan. Jika sudah merasa pusing, atau dalam kondisi tubuh yang kurang mengenakkan, ada baiknya untuk wanita yang sedang mengandung membatalkan puasanya. Saat dokter memastikan bahwa ibu hamil cukup kuat untuk berpuasa, ada baiknya ibu mencukupi asupan harian layaknya minum air putih setidaknya 2 liter serta mengkonsumsi makanan sehat dengan kadar gizi yang seimbang pada saat sahur dan berbuka. (KKM)