SehatFresh.com – Tubektomi merupakan metode kontrasepsi atau pencegah kehamilan yang dilakukan pada wanita. Cara kerja KB steril tubektomi adalah memotong atau mengikat saluran tuba falopi. Ya, tubektomi dilakukan melalui proses operasi di meja bedah. Maka, ada syarat dan prosedurnya.
Tidak semua wanita bisa melakukan tubektomi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dan dipertimbangakan oleh wanita dan pasangannya sebelum melakukan tubektomi, yaitu
- Sukarela
Syarat ini berhubungan dengan pengetahuan pasangan mengenai cara-cara kontrasepsi lain, risiko, dan keuntungan dari melakukan kontrasepsi mantap atau tubektomi serta pengetahuan tentang sifat permanen dari tubektomi ini.
- Bahagia
Syarat ini dapat dilihat dari ikatan perkawinan yang sah dan harmonis. Akan lebih baik lagi bila calon pasien telah memiliki lebih dari satu anak.
- Medik
Setiap calon peserta tubektomi harus dapat memenuhi syarat kesehatan di mana tidak ditemukan hambatan atau kontraindikasi untuk menjalankan tindakan ini. Dokter wajib melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap wanita yang akan melakukan tubektomi guna mencegah timbulnya komplikasi selama operasi maupun setelah operasi.
Jadi, wanita yang ingin melakukan tubektomi tidak serta merta akan dapat melakukan tindakan ini. Dokter harus memastikan apa indikasi terhadap wanita yang ingin melakukan tindakan ini. Secara umum, terdapat beberapa indikasi yang bisa diketahui untuk melakukan tubektomi antara lain wanita yang memiliki gangguan fisik atau psikis yang akan menyebabkan gangguan tersebut menjadi lebih berat apabila hamil lagi.
Gangguan fisik ini di antaranya adalah menderita penyakit kronis, seperti tuberkulosis (TBC), jantung, ginjal, dan kanker payudara. Gangguan psikis di antaranya ialah menderita skizofrenia, epilepsi, dan gangguan kejiwaan lainnya.
Indikasi lainnya disebut indikasi medis obstetrik. Ini adalah kondisi di mana wanita memiliki risiko mudah untuk hamil, meskipun secara medis umum tidak ada kelainan yang mengganggu kehamilannya nanti, misalnya wanita yang sudah memiliki banyak anak di usia yang sudah lanjut.
Lalu, ada pula indikasi medis ginekologik. Kondisi ini misalnya pada wanita yang sedang melakukan operasi ginekologis dengan pertimbangan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.
Tak hanya itu, indikasi genetik juga patut dipertimbangkan. Indikasi genetik berkaitan dengan ada tidaknya penyakit keturunan (herediter) pada wanita usia subur sehingga apabila wanita tersebut hamil, maka akan membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang dikandungnya.
Sementara itu, ada beberapa metode prosedur tubektomi. Umumnya tubektomi dilakukan pada wanita setelah melahirkan, baik dengan persalinan normal ataupun bersamaan dengan operasi caesar. Biasanya, tubektomi dilakukan degan memakai metode minilaparotomi, yaitu menggunakan sayatan kecil di bawah pusar.
Jika dilakukan di luar masa persalinan, maka tubektomi biasanya dilakukan dengan laparoskopi. Tindakan tersebut mengharuskan pasien memperoleh anastesi. Dokter akan membuat sayatan kecil dan memasukkan tabung kecil yang dinamakan laparoskop.
Setelah menjalani prosedur tersebut, sebagian wanita disarankan untuk tidak berolah raga selama beberapa hari, meski umumnya dapat kembali beraktivitas normal. Setelah merasa siap, wanita yang melakukan tubektomi di luar masa persalinan dapat segera melakukan aktivitas seksual, biasanya setelah satu hingga dua minggu. (SBA)