SehatFresh.com – Istilah stunting belum dikenal luas oleh masyarakat awam. Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke-5 jumlah anak dengan kondisi stunting. Apakah stunting itu? Apa saja tanda-tandanya?
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya, stunting disebabkan oleh asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang serta prestasi sekolah yang buruk. Lebih jelasnya, tanda atau gejala stunting adalah sebagai berikut:
- Berbadan lebih pendek untuk anak seusianya.
- Proporsi tubuh cenderung normal. Tetapi, penderita tampak lebih muda/kecil untuk anak seusianya.
- Berat badan rendah untuk anak seusianya.
- Pertumbuhan tulang tertunda.
- Pertumbuhan gigi yang terlambat.
Di Indonesia sendiri, stunting termasuk suatu penyakit yang cukup mengkhawatirkan. Salah satu wilayah di Indonesia dengan angka stunting tertinggi adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Angka stunting Kabupaten OKI menurut Riskesdas mencapai 40,5% atau hampir setengah balita di OKI mengalami stunting. Bahkan, angka ini di atas angka stunting nasional 37%. Menurut WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.
Cukup banyaknya angka penderita stunting di tanah air juga dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman orangtua terhadap stunting. Kebanyakan orangtua hanya melihat perkembangan dan pertumbuhan anaknya dari berat badan. Jika berat badan cukup atau melihat pipi anaknya sudah sedikit tembam, maka dianggap anak tersebut sudah sehat. Padahal, tinggi badan tak kalah penting untuk dipantau. Singkatnya, banyak orangtua yang tidak menyadari bahwa anak pendek bisa berarti adanya permasalahan gizi yang cukup buruk.
Jika stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia dua tahun, maka kondisi ini patut diwaspadai. Kondisi ini harus segera ditangani dengan segera dan tepat. Pasalnya, stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi. Maksudnya, ketika seorang anak sudah stunting atau pendek sejak ia masih balita, maka pertumbuhannya akan terus lambat hingga ia dewasa. Kondisi ini bisa bertahan meskipun Anda telah memberikannya makanan yang kaya akan gizi di kemudian hari.
Belum lagi, stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi. (SBA)