Tanda dan Gejala Gangguan Hipogonadisme

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Gairah seksual yang menurun jangan dianggap sepele, Anda perlu waspada karena boleh jadi Anda mengalami hipogonadisme atau Defisiensi Testosteron (TDS). Hipogonadisme adalah suatu kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar seksual (pada pria disebut testis dan pada wanita disebut ovarium) berada di bawah jumlah normal.

Hormon seksual memiliki fungsi untuk mengatur karakteristik seksual sekunder, di antaranya produksi sperma dan perkembangan testis pada pria. Sedangkan pada wanita, hormon ini berperan dalam pertumbuhan payudara dan siklus menstruasi. Selain itu, hormon seksual juga berperan dalam pertumbuhan rambut kemaluan, baik pada pria maupun wanita.

Umumnya, TDS atau hipogonadisme banyak dialami pria seiring bertambahnya usia. Data dari sebuah studi menunjukkan bahwa terdapat 38.7% pria berusia di atas 45 tahun memiliki kadar testosteron kurang dari kadar normal yaitu 300ng/mL. Kemudian, sebanyak 30% pria dengan rentang usia 40-79 tahun mengalami TDS seiring bertambahnya usia.

Testosteron bukan hanya memungkinkan seorang pria untuk memiliki ereksi dan hasrat seksual (libido). Testosteron juga penting untuk mempertahankan massa otot, tulang yang sehat dan suasana hati yang positif.

Hipogonadisme dapat dialami oleh seorang pria sejak lahir ataupun pada usia yang semakin lanjut. Pada umumnya, hipogonadisme banyak dialami oleh seorang pria akibat penambahan usia. Namun kondisi ini banyak tidak disadari oleh pria karena masih kurangnya informasi terkait kesehatan pria.

TDS secara umum masih jarang terdiagnosis. Menurut penelitian di Inggris, ditemukan bahwa saat ini sekitar 414.000 pria atau 18% mengalami disfungsi ereksi. Sementara itu, kurang dari 5% dari pria yang terdiagnosis dan sekitar 39.000 pria di Inggris mendapatkan terapi testosteron.

Gejala hipogonadisme tergantung pada jenis kelamin penderitanya. Pada pria, gejala yang muncul di antaranya adalah:

  • Kehilangan rambut di tubuh.
  • Payudara membesar.
  • Kehilangan massa otot.
  • Impotensi.
  • Pertumbuhan penis dan testis terhambat.
  • Osteoporosis.
  • Kehilangan gairah seksual.
  • Tubuh mudah lelah.
  • Kesulitan konsentrasi.
  • Mandul.

Sedangkan gejala hipogonadisme yang muncul pada wanita, antara lain:

  • Pertumbuhan payudara berjalan lambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali.
  • Penurunan gairah seksual.
  • Masa menstruasi berkurang atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
  • Kekurangan bulu-bulu pada tubuh.
  • Perubahan pada energi tubuh dan suasana hati.
  • Badan terasa panas.
  • Keluarnya cairan putih kental dari payudara.

Selain itu, gejala hipogonadisme bisa juga dilihat dari usia penderitanya. Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin, misalnya, adalah:

  • Muncul alat kelamin wanita.
  • Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
  • Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.

Lalu, hipogonadisme yang terjadi saat puber:

  • Suara kurang mendalam.
  • Massa otot menurun.
  • Pertumbuhan rambut terganggu.
  • Kaki dan lengan tumbuh berlebihan.
  • Munculnya jaringan payudara.
  • Pertumbuhan penis dan testikel terganggu.

Sementara itu, hipogonadisme yang terjadi saat dewasa ialah:

  • Mandul.
  • Disfungsi ereksi.
  • Susah konsentrasi.
  • Kelelahan.
  • Penurunan gairah seksual.
  • Hilangnya massa tulang.
  • Rambut tubuh seperti jambang menurun.
  • Munculnya jaringan payudara. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here