Temper Tantrum pada Anak Remaja

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Masa remaja adalah masa peralihan yang membuat sebagian besar orang mengalami krisis mental yang sangat labil. Saat remaja terjadi perubahan hormon yang drastis yang membuat gejolak di dalam tubuhnya. Perubahan hormon yang belum stabil ini membuat remaja lebih rentan mengalami krisis mental yang berdampak besar pada suasana hati dan perilaku remaja.

Tidak hanya anak kecil, seorang anak di usia remaja juga mungkin menunjukkan perilaku tantrum, ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dia inginkan atau ketika ia kehilangan sesuatu yang penting baginya. Ketika ini terjadi, Anda sebagai orang tua perlu bersikap tetap tenang dan menahan diri untuk menantang atau merespon secara emosional. Sebaliknya, rendahkan suara dan emosi Anda agar anak remaja Anda tenang dan tidak semakin menjadi-jadi.

Untuk memahami penyebab di balik amarah remaja, penting untuk mengenali dua aspek normal remaja, mementingkan diri sendiri dan mementingkan haknya. Remaja memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan advokasi untuk diri mereka sendiri. Mereka juga cenderung beranggapan bahwa dunia mereka berputar di sekitar mereka dan kebutuhan mereka.

Mereka juga merasa berhak untuk mendapatkan kebutuhan tersebut terpenuhi. Ketika membuat keputusan, banyak remaja berpikir tidak perlu berkonsultasi orang tua mereka. Mereka ingin kebebasan sepenuhnya tanpa peduli masukan orang tua. Sejatinya, hal ini merupakan bagian normal dari masa remaja.

Di samping itu, stres juga berdampak pada emosional remaja. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab stres terbesar dalam hidup remaja adalah kualitas hubungan dengan teman sebaya. Cara-cara di mana remaja menanggapi status hubungan dan tekanan teman sebaya bisa sangat berpengaruh pada cara mengatur suasana hati mereka. Ketika hubungan dengan teman sebaya berjalan baik, maka anak akan lebih mudah bergaul, begitu juga sebaliknya.

Emosi tidak dapat dibunuh tapi harus dibimbing agar dapat di salurkan pada hal-hal yang positif. Dalam hal ini, orang tua membimbing untuk mengarahkannya ke arah yang positif sebagai pondasi bagi kepercayaan diri. Ketika marah, remaja bisa melakukan segala hal, hingga tindakan yang ekstrim. Ketika hal ini terjadi pertama orang tua harus memberikan perhatian penuh pada anak mereka.

Kedua orang tua harus mampu menjadi peredam amarah dengan menenangkannya, bukan meresponnya secara emosional. Orang tua juga harus selalu mengawasi perilaku serta lingkungan pergaulan anak. Orang tua harus membangun hubungan yang baik dan dekat dengan anak-anak maupun ruang lingkup bergaulnya, untuk bisa mendapatkan kepercayaan mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here