Ternyata Puasa Dapat Turunkan Glukosa dan Berat Badan

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Studi kohort dilakukan pada 81 mahasiswa Universitas Teheran of Medical Sciences saat berpuasa. Dilakukan evaluasi berat badan, indeks masa tubuh (BMI), glukosa, trigliserida (TG), kolesterol, lipoprotein densitas rendah (LDL), high density lipoprotein (HDL) dan Very Low density lipoprotein (VLDL), sebelum dan sesudah Ramadhan. Studi ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan menyebabkan penurunan glukosa dan berat badan.

Meskipun ada penurunan yang signifikan dalam frekuensi makan, peningkatan yang signifikan dalam LDL dan penurunan HDL tercatat pada bulan Ramadhan. Tampaknya efek puasa Ramadhan pada tingkat lipid dalam darah mungkin berkaitan erat dengan pola makan gizi atau respon kelaparan biokimia. Puasa menyebabkan penurunan kadar glukosa darah tapi tidak secara drastis. Glukosa darah dipertahankan sebanyak 60-126 mg/dl melalui mekanisme kerja hormon insulin dan kontra regulator insulin.

Pada saat seseorang berpuasa, tubuh akan menggunakan glukosa yang tersimpan sebagai sumber energi utama. Proses itu akan membantu orang yang memiliki kadar glukosa tinggi, tapi bukan kelompok penderita diabetes atau penyakit kencing manis. Kondisi ini akan membantu pembakaran gula tersebut sehingga dapat menurunkan kadar gula bahkan berat badan yang berlebih.

Waktu dan pola makan yang berubah saat menjalankan ibadah puasa, sangat mungkin menurunkan berat badan. Namun seringkali berat badan tak berubah karena pilihan makanan yang salah saat sahur dan berbuka puasa. Apalagi jika tak dibarengi olahraga teratur dengan rumusan tepat melihat frekuensi, intensitas, time, dan type.

Berpuasa bagi orang diabetes tidak bisa sembarangan dilakukan. Walau beberapa orang percaya puasa dapat menurunkan kadar gula darah, pada kenyataannya ada siklus puncak penurunan gula darah yang sering tidak disadari oleh penderita diabetes. Bila siklus itu datang, berhati-hatilah. Sebab, hipoglikemia atau penurunan gula darah yang berlebihan dapat terjadi. Salah satu cara memantau level naik-turun gula darah bagi penderita diabetes adalah melakukan cek medis kurang lebih dua sampai tiga bulan sebelum berpuasa.

Bahkan beberapa praktisi kesehatan tidak melarang para diabetesi berolahraga selama berpuasa meski terjadinya hipoglikemia tetap wajib diwaspadai. Salah satu olahraga yang dianjurkan adalah kardio dengan intensitas paling rendah. Apabila dalam mengatur makanan kadar gula menjadi perhatian, dalam berolahraga bukan cuma kadar gula yang jadi perhatian, melainkan juga risiko terjadinya dehidrasi.

Kadar gula darah yang terkendali hanya mungkin tercapai jika penderita berdisiplin menjalankan dietnya dan disiplin berolah raga. Kesiapan untuk berpuasa bisa diupayakan antara lain dengan tidak mengkonsumsi sama sekali gula murni (sukrosa) seperti gula pasir, gula merah dan sebagainya, jauh-jauh hari. Konsumsi makanan dari tepung sebaiknya dikurangi. Juga tidak konsumsi makanan atau bahan makanan yang mengandung gula (sirup, selai, jeli, manisan buah, susu kental manis, soft drink, es krim, cake, dodol, aneka kue manis, abon, dendeng, sarden dan sebagainya). (KKM).

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here