SehatFresh.com – Berlimpahnya pahala puasa menjadi kesempatan dan sekaligus keberkahan bagi setiap keluarga. Banyak orangtua yang yang mulai mengajarkan anak-anaknya untuk berpuasa sedari dini. Lantas, apakah ada batas usia seorang anak wajib berpuasa di bulan Ramadhan?
Anak-anak yang belum baligh pada dasarnya tidak dibebani dengan kewajiban. Sebuah hadis dari Aisyah RA menegaskan, ada tiga golongan yang tidak terkena kewajiban ibadah. “Diangkat pena dari tiga macam orang, dari anak kecil hingga ia dewasa, orang tidur hingga ia bangun dan orang gila hingga ia normal,” (HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah).
Beberapa ulama di Arab Saudi mendefiniskan baligh untuk anak-anak pada usia 15 tahun. Meskipun, saat ini anak-anak kadang mendapat tanda baligh lebih cepat dari usia 15. Jika anak perempuan mendapat haid pertama di bawah usia 15 tahun, maka ia sudah masuk golongan taklif sehingga wajib hukumnya berpuasa Ramadhan setelah haidnya bersih. Jadi, bagi anak kecil yang masih balita atau masih di bawah umur, mereka tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa.
Dari sudut pandang agama, secara eksplisit, tidak ada nash yang menyebut umur seorang anak hingga ia dibebani berpuasa. Syekh Yusuf Qaradhawi memandang, meski begitu anak-anak harus dibiasakan berpuasa sedari dini, seperti halnya shalat. Dalam shalat, Rasulullah SAW secara tegas menyuruh anak mengerjakannya jika telah berusia tujuh tahun.
Dengan kaidah tersebut, membiasakan puasa pada anak juga bisa dimulai pada usia belia. Meski tidak harus pada usia tujuh tahun karena puasa lebih berat dibanding shalat. Syekh Yusuf Qaradhawi memandang, mulainya latihan puasa dilihat dari kemampuan sang anak. Pengenalan puasa kepada anak bisa dilakukan secara bertahap, misalnya, hanya beberapa hari dalam sebulan atau beberapa jam dalam sehari.
Apakah berdosa jika anak-anak tersebut meninggalkan puasa? Syekh Muhammad ibn Saleh al-Utsaimin mengatakan, tidak berdosa hukumnya jika anak-anak tersebut meninggalkan puasa. Bahkan, jika ia dilatih dan melakukan puasa maka ia akan mendapat pahala.
Meski anak sudah mampu berpuasa, Anda tidak boleh mengabaikan kondisi fisik dan kesehatannya selama berpuasa. Ketika anak menunjukkan tanda-tanda hipoglikemik atau gula darah rendah, sebaiknya ajak anak untuk segera berbuka puasa.
“Jangan abaikan ketika anak terlihat lemas, gelisah, berkeringat, tangan dan kakinya dingin. Segera batalkan puasa agar tidak membahayakan kesehatannya,” kata dokter spesialis anak Siloam Hospital Sriwijaya, Palembang Susetyo Cahyohadi.
Selama anak tidak menunjukkan tanda-tanda hipogliemik, maka Anda tidak perlu mengkhawatirkan kondisi kesehatan anak saat berpuasa. Alih-alih membahayakan, puasa justru sangat baik bagi kesehatan anak. Jadi, Anda tidak perlu ragu lagi untuk segera mengajarkan anak Anda berpuasa. (SBA)