Waspadai Risiko dan Komplikasi Tubektomi

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Salah satu metode kontrasepsi permanen bagi wanita adalah tubektomi. Sebelum memutuskan untuk menjalaninya, ketahui dulu risiko dan komplikasinya. Tubektomi atau ligasi tuba dilakukan dengan memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel telur tidak masuk ke rahim, sekaligus menghalangi sperma ke tuba falopi.

Proses tubektomi dapat dilakukan kapan saja, termasuk yang dilakukan setelah persalinan normal ataupun caesar. Tubektomi digolongkan sebagai prosedur yang aman dengan risiko komplikasi kurang dari 1%. Meski begitu, sebagaimana prosedur operasi, tetap ada risiko ketika dilakukan anastesi.

Setelah proses tubektomi, biasanya terjadi beberapa efek samping. Di antaranya adalah perdarahan. Perdarahan pascaoperasi ini biasanya bersifat sementara. Namun, bila perdarahan semakin banyak dan terus menerus di atas 24 jam, sebaiknya segera ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan tindakan perawatan.

Hal ini diamini oleh dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG. Ia berujar, efek samping tubektomi sangat minimal. Satu-satunya bahaya yang mungkin timbul adalah karena tubektomi merupakan proses operasi. Jadi, semua komplikasi yang mungkin muncul pada suatu operasi, mungkin juga terjadi pada tubektomi. Namun, tak perlu khawatir, operasi tubektomi termasuk tindakan bedah sederhana.

Selain perdarahan, bisa juga terjadi gatal-gatal di kulit disertai bentol-bentol. Hal ini bisa terjadi karena adanya alergi yang ditimbulkan karena obat yang diminum pasca operasi. Jika hal ini terjadi, segera hentikan pengobatan. Sebaiknya konsultlasikan ke dokter/puskesmas terdekat.

Selain itu, terdapat pula risiko infeksi saat dilakukan tindakan tubektomi. Risiko lain dari prosedur tubektomi ialah kerusakan usus, kantung kemih dan pembuluh darah utama. Nyeri pada panggul atau perut yang berkelanjutan juga dapat terjadi.

Penutupan tuba falopi yang tidak sempurna pada saat tubektomi dapat menyebabkan kehamilan yang berisiko menjadi kehamilan ektopik. Hal ini tergolong berbahaya dan harus segera mendapat penanganan. Sejumlah kondisi juga bisa meningkatkan risiko komplikasi tubektomi, seperti pernah menjalani operasi panggul atau perut sebelumnya, obesitas dan diabetes.

Komplikasi bisa tergolong berat bila terjadi perdarahan di saluran tuba (saluran telur) atau perdarahan karena perlukaan di pembuluh darah besar. Adanya kerobekan/perforasi atau kebocoran pada usus dan kadung kemih juga termasuk komplikasi berat.

Komplikasi-komplikasi berat seperti ini jarang sekali terjadi. Hitungannya 0,01 per mil. Artinya ada 0,01 kejadian komplikasi dari 1.000 orang yang ber-tubektomi. Atau 1 kejadian dari 100.000 tindakan tubektomi. Sangat kecil sekali kemungkinannya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir karena sebenarnya tindakan tubektomi yang dilakukan para dokter juga sudah ada prosedur keamanannya. Hanya saja sebelum memilih metode operasi tubektomi ini, Anda harus benar-benar dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit berat yang berbahaya. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here