Adakah Pantangan Setelah Melakukan KB Steril?

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Sebelum melakukan KB steril, umumnya calon pasien harus mengisi informed consent. Apa itu informed consent? Informed consent adalah lembar pernyataan dan persetujuan bahwa calon pasien akan memilih metode ini. Dalam informed consent ini terdapat lembaran yang harus ditandatangani oleh calon pasien dan juga suaminya.

Jadi, pastikan memperoleh informed consent terlebih dahulu bila Anda memutuskan untuk menggunakan KB steril. Anda berhak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur operasi ini dilaksanakan. Jika benar-benar mantap, lembar persetujuan sudah ditandatangani, maka operasi pun akan dilaksanakan.

Jika sudah dilaksanakan, apakah ada pantangan tertentu? Jika sudah dilaksanakan, jagalah luka operasi agar tetap kering hingga balutan operasi dilepaskan. Mulailah beraktivitas secara bertahap. Sebaiknya, Anda beraktivitas normal kembali setelah tujuh hari pascaoperasi untuk menjaga agar bekas operasi tidak menjadi infeksi.

Hindari dulu berhubungan intim dengan suami hingga Anda benar-benar merasa nyaman. Hindari pula mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama tujuh hari pertama setelah operasi. Jika bekas operasi terasa sakit, minumlah satu atau dua tablet analgesic penghilang nyeri setiap empat hingga enam jam. Buatlah jadwal kunjungan pemeriksaan secara rutin antara tujuh hingga 14 hari setelah operasi.

KB steril sebenarnya tidak mengganggu hormon tubuh, tidak seperti alat kontrasepsi lainnya sehingga tidak akan mempengaruhi siklus menstruasi maupun menopause. Tindakan yang dilakukan hanyalah menghalangi pertemuan antara sel telur dengan sperma.

Namun, pada beberapa kasus, wanita yang telah menjalani prosedur KB steril mengeluhkan mengalami gangguan pada siklus menstruasinya. Dikutip dari WebMD, dr. Herbert Goldfarb dari New York University of Medicine mengatakan bahwa kemungkinan gangguan menstruasi terjadi akibat risiko dari prosedur ligasi tuba (tubektomi). Komplikasi tersebut menyebabkan adanya kerusakan pada pembuluh darah utama, infeksi pada usus atau kandung kemih atau perdarahan. Akan tetapi, kemungkinan terjadinya hal tersebut sangat kecil, mungkin dua kasus dalam seribu pembedahan yang dilakukan.

Sementara untuk masalah menopause, Goldfarb berkata, “Jika dokter memotong banyak jaringan yang terlalu dekat dengan indung telur, bisa saja terjadi kerusakan. Selain itu, kerusakan ini harus terjadi pada kedua indung telur hingga proses menopause benar-benar terjadi”.

Jadi, kemungkinan adanya perubahan atau gangguan siklus menstruasi setelah melakukan sterilisasi sangat kecil karena pada dasarnya prosedur tersebut tidak memengaruhi fungsi indung telur yang memproduksi hormon yang mengatur menstruasi.

Dengan kata lain, tidak ada pantangan berarti setelah melakukan KB steril. Siklus haid yang mungkin Anda alami, misalnya, dapat disebabkan karena gangguan pembekuan darah, gangguan hormonal, atau gangguan lapisan rahim.

Meski begitu, sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter bila timbul gejala gangguan kesehatan lebih lanjut setelah menjalani prosedur tubektomi. Kemungkinan gejala-gejala yang Anda alami tersebut disebabkan oleh kondisi lain. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here