Cara Mengatasi Gangguan Seks Hipogonadisme

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Hipogonadisme adalah kondisi ketika kelenjar gonad atau seks hanya memproduksi sedikit hormon seks, atau bahkan tidak memproduksi sama sekali. Kelenjar gonad terdapat pada testis untuk pria dan ovarium (indung telur) pada wanita. Hormon seks berperan penting dalam perkembangan organ seksual sekunder yaitu payudara pada wanita dan testis pada pria serta rambut pubis untuk keduanya. Hormon seks juga berperan dalam siklus menstruasi dan produksi sperma.

Hipogonadisme adalah kondisi kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang. Kadar hormon seks Anda mungkin akan berkurang jika Anda menghentikan pengobatan. Pada pasien pria, penanganan hipogonadisme umumnya dilakukan untuk menutupi kekurangan hormon testosteron, melalui terapi penggantian testosteron (TRT). TRT dilakukan dengan pemberian testosteron buatan yang umumnya berbentuk:

  • Gel. Gel bisa dioleskan di lengan atas, bahu, paha, atau ketiak. Pastikan gel sudah terserap jika pasien hendak mandi.
  • Suntik. TRT akan disuntikkan pada otot.
  • Tablet. TRT tablet akan membuat testosteron terserap ke aliran darah melalui saluran pencernaan.

Pada pasien wanita yang pernah menjalani histerektomi atau operasi pengangkatan rahim, pengobatan hipogonadisme dilakukan dengan terapi pengganti estrogen dalam bentuk pil atau koyo. Sedangkan pada wanita yang tidak pernah menjalani histerektomi, terapi pengganti estrogen akan dikombinasikan dengan pemberian hormon progesteron. Hal tersebut untuk mengurangi risiko terjadinya kanker rahim akibat kadar estrogen berlebihan pada tubuh.

Bagi wanita dengan gairah seks rendah, dokter akan memberikan terapi testosteron dalam dosis rendah, disertai pemberian hormon dehydroepiandrosterone (DHEA). Sedangkan pada wanita yang mengalami gangguan siklus menstruasi atau sulit hamil, dokter akan memberi suntikan hormon choriogonadotropin (hCG) atau pil dengan kandungan hormon follicle-stimulating (FSH) untuk memicu ovulasi.

Untuk mengobati hipogonadisme yang disebabkan oleh tumor di kelenjar hipofisis, dokter akan menjalani serangkaian prosedur termasuk pemberian obat, radioterapi, atau bedah untuk mengecilkan dan menghilangkan sel tumor.

Perlu diketahui, terapi pengganti testosteron dapat memicu berbagai risiko, seperti sleep apnea, pembesaran payudara, pembesaran prostat, pengurangan produksi sperma dan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah. Penelitian terbaru menunjukkan, TRT juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Perlu pemantauan rutin dari dokter selama menggunakan TRT.

Sebelum menentukan jenis  pengobatan, pasien mungkin perlu menjalani serangkaian tes untuk mengetahui kadar estrogen (wanita), kadar FSH, LH atau testosteron (pria). Tes lainnya mungkin meliputi tes darah untuk anemia dan zat besi, genetik, kadar prolactin (hormon susu), jumlah sperma dan tes tiroid.

Selain pengobatan secara medis, pasien mungkin juga perlu menjalani pengobatan di rumah. Pengobatan di rumah dilakukan, misalnya, dengan mempertahankan berat badan normal dan kebiasaan makan makanan sehat mungkin membantu dalam beberapa kasus. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here