Cara Mengatasi Temper Tantrum pada Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Temper tantrum adalah luapan emosi secara tiba-tiba yang tidak terkontrol karena keinginan yang tidak terpenuhi. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Kemarahan anak ini umumnya diekspresikan dengan menangis keras, berguling-guling di tanah bahkan sampai merusak barang-barang. Hampir semua ibu mengalami kegelisahan dan merasa bingung menghadapi anak-anak mereka yang tantrum. Terlebih bila tantrum itu terjadi ketika sedang berada di luar rumah atau tempat-tempat umum atau di saat ibu sedang disibukkan oleh sesuatu, maka tekanan yang dirasakan oleh ibu pasti akan semakin besar. Biasanya perilaku tersebut akan dipertahankan oleh anak sampai keinginannya terpenuhi.

Penyebab terjadinya temper tantrum umumnya disebabkan oleh terhalangnya keinginan anak dalam mendapatkan sesuatu, ketika tidak berhasil dalam memenuhi keinginannya maka kemungkinan anak akan meluapkan kemarahannya. Bosan, lapar, lelah dan mengantuk juga dapat menjadi penyebab temper tantrum. Selain itu, temper tantrum dapat menjadi ekspresi ketidakmampuan dalam mengungkapkan keinginannya sehingga ia menuntut Anda sebagai orang tua untuk memahaminya.

Ketika kemampuan verbal dan kontrol fisik seorang anak sudah semakin membaik, sifat atau perilaku tantrum ini akan mereda dengan sendirinya. Namun, penanganan tantrum tidak bisa sembarangan. Harus ada pembinaan dari orangtua kepada anak tentang bagaimana mereka harus belajar mengontrol diri dan mengatasi emosi mereka. Untuk mengatasi perilaku tantrum pada anak, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, agar orangtua dan anak sama-sama belajar terhadap situasi yang sedang dialami oleh anak.

Jika penyebab tantrum adalah keinginan yang tidak terpenuhi, maka orang tua sebaiknya tidak mengalah dengan memenuhi apa yang dinginkan anak. Bila Anda memberikan imbalan berupa apa yang anak minta agar ia menghentikan kemarahannya, maka kemungkinan anak akan mengulangi perbuatan yang sama ketika ingin mendapatkan apa yang diinginkannya di kemudian hari.

Orangtua sebaiknya menanggapi perilaku anak tersebut secara wajar. Diamkan saja, sambil pantau kondisi sekitar, pastikan anak aman dari bahaya. Usahakan agar Anda tetap tenang dan tidak memukul anak. Bila Anda ikut emosi dengan membalas teriakan anak dan memukulnya, maka yang terjadi adalah kemarahan anak semakin menjadi-jadi. Lebih baik peluk anak sampai ia merasa tenang dan minta anak untuk menyampaikan alasan kemarahannya secara perlahan.

Jika anak tidak bisa diberitahu secara baik-baik, maka ada kalanya sebagai orang tua Anda perlu memberitahu anak dengan suara yang tegas dan kuat. Dengan begitu anak mendengar dan mengerti perilaku buruknya tidak bisa diterima sama sekali. Jika Anda menyadari kondisi anak yang memicu tantrum, maka segera alihkan perhatian anak dengan mengajaknya ke tempat bermain atau membacakan cerita. Perhatian seorang anak cenderung cepat berubah dan mudah untuk dialihkan. Terkadang, humor adalah cara terbaik untuk mengalihkan perhatian anak.

Tantrum membuat anak mampu menunjukkan betapa marahnya dia. Tantrum juga memberi kesempatan untuk melatih anak mengatur emosinya dengan cara membicarakan perasaannya setelah kemarahannya reda.  Ketika anak tantrum, usahakan untuk bersikap tenang dan tetaplah berada di dekatnya agar anak tetap merasa aman. Sabar merupakan salah satu bentuk komunikasi orangtua dengan anak, bentuk komunikasi ini akan lebih efektif dibanding marah atau memberi hukuman fisik. Anak akan belajar sabar melalui perilaku sabar yang dicontohkan orangtuanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here