SehatFresh.com – Rasa cinta yang diberikan pasangan belum tentu mencukupi kadar tingkat kesetiaan seseorang dalam hubungan, karena sebuaah hubungan biologis seperti hubungan intim pun berperan dalam keharmonisan suatu hubungan. Untuk menjaga agar tidak sering gonta ganti pasangan dan menjaga keharmonisan baik dalam berumah tangga, anda harus pandai mencari tahu cara agar pasangan nyaman dan memiliki komunikasi yang terbuka saat adanya masalah.
Kecenderungan untuk gonta ganti pasangan seksual juga merupakan salah satu dari berbagai faktor yang menyebabkan risiko terjadinya infeksi menular seksual. Namun, terdapat berbagai dampak buruk baik biologis maupun psikologis yang dialami oleh orang-orang yang menjalaninya. Berikut beberapa dampak yang akan terjadi :
- Memicu depresi dan kekerasan dalam hubungan
Bergonta ganti pasangan berpotensi membuat pelaku memiliki perilaku berisiko dan berbahaya. Dengan siklus yang terus berulang akan menyebabkan rasanya rendah diri, ketdakharmonisan dalam hubungan, hingga merasakan depresi.
Sejumlah penelitian juga menunjukan bahwa orang yang menjalani hubungan jangka panjang dan sehat dengan satu pasangan dapat menikmati hubungannya dengn lebih baik. Risiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga pun akan lebih kecil terjadi bila dibandingkan dengan orang yang menjalani kehidupan sebaliknya. Perilaku berganti pasangan juga akan berdampak pada emosional pelaku.
- Meningkatkan risiko infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual ini tidak boleh dianggap sebelah mata karena penyakit ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Misalnya pada infeksi HPV bahkan diketahui erat hubungannya dengan terjadinya kanker serviks, mulut dan kerongkongan. Banyak orang yang tidak menyadari terkena infeksi HPV ini karena tidak menyadarinya hingga gejala penyakit muncul.
- Meningkatkan risiko HIV
Penularan HIV tertinggi disebabkan oleh orang-orang yang sering berganti pasangan atau melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan. Semakin banyak pasangan yang dimiliki semakin besar kemungkinan salah satu diantaranya telah terinfeksi HIV namun tidak menyadarinya. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah berhubungan dengan satu orang pasangan atau menggunakan pengaman seperti kondom saat melakukan aktivitas seksual.
- Memicu perilaku berisiko
Dilansir dari laman hallosehat.com sebuah penelitian jangka panjang dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara kesehatan psikologis, jumlah pasangan, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan penyalahgunaan zat adiktif. Penelitian ini menunjukan bahwa orang yang sering gonta ganti pasangan diketahui cenderung lebih mudah mengalami ketergantungan terhadap zat adiktif. Risikonya pun turut meningkat seiring bertambahnya jumlah pasangan seksual.
Hal memang tidak sevara langsung memicu perilaku berisiko, namun dengan adanya ketidakpuasan terhadap hubungan akhirnya akan menyebabkan orang tersebut melakukan perilaku berisiko seperti mengonsumsi alkohol dan obat-obatan untuk mengalihkan diri.