SehatFresh.com – Ketika membeli produk makanan atau minuman dalam kemasan, apa saja yang Anda pertimbangkan? Apa Anda pernah memilih suatu produk makanan kemasan berdasarkan perbandingan nilai nutrisi yang tertera pada kemasannya?
Makanan atau minuman dalam kemasan bisa dikatakan telah menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan rumah tangga di zaman modern seperti saat ini. Sayangnya, label informasi nilai gizi atau fakta nutrisi pada makanan kemasan tampaknya kurang menjadi perhatian bagi kebanyakan konsumen. Padahal, membaca label nilai gizi dapat membantu Anda menentukan jumlah kalori dan nutrisi dalam satu porsi makanan.
Informasi nilai gizi atau yang lebih umumnya ditulis sebagai “Nutrition Facts” terdapat pada bagian samping maupun belakang dari produk kemasan dalam bentuk tabel. Takaran saji adalah bagian pertama dari informasi yang tercantum pada label. Takaran saji ini merujuk pada jumlah makanan yang biasanya dimakan dalam satu porsi.
Di bawah tulisan takaran saji, terdapat jumlah sajian per kemasan misalnya dalam satu kemasan mengandung lebih dari takaran saji. Setelah itu, dicantumkan kandungan zat gizi atau nutrisi per sajian dalam produk makanan tersebut. Label yang disertakan pada setiap produk makanan kemasan secara umum mencakup :
- Lemak
- Lemak total
- Lemak jenuh
- Lemak trans
- Kolesterol
- Sodium
- Karbohidrat total
- Serat makanan
- Gula
- Protein
- Vitamin dan mineral
Sebagai bagian diet seimbang, setiap orang harus mengonsumsi sejumlah lemak, karbohidrat (terutama serat), protein dan vitamin dan mineral setiap hari. Bahan-bahan tertentu, seperti lemak jenuh dan lemak trans, dianggap tidak sehat dan hanya boleh dimakan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam hal ini, label nutrisi dapat memberikan daftar persentase AKG (angka kecukupan gizi) memberikan informasi berapa kebutuhan nutrisi yang terpenuhi dari produk tersebut.
Satu porsi makanan dengan 5% atau kurang dari AKG dianggap rendah. Satu porsi makanan dengan 20% atau lebih dari AKG dianggap tinggi. AKG didasarkan pada diet harian 2.000 kalori. Anda perlu menyesuaikan persentase jika Anda makan lebih atau kurang dari 2.000 kalori per hari.
Selain memahami segala hal yang tercantum pada kemasan makanan dengan baik, ada baiknya konsumen juga perlu memerhatikan klaim label produk seperti, rendah lemak, bebas lemak, bebas gula dan rendah natrium. Sebagai acuan dasar, produk dikatakan rendah energi jika mengandung 40 kalori per saji, rendah gula jika kurang dari 5 gram per 100 gram, dan dikatakan rendah garam jika kurang atau setara 120 mg per 100 gram.
Bagi Anda yang memiliki hipertensi, jumlah garam perlu diperhatikan. Begitu pula dengan yang memiliki diabetes agar memilih makanan maupun minuman yang rendah gula bahkan tanpa gula. Batasan konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI per hari adalah 50 gram (4 sendok makan) gula, 5 gram garam (1 sendok teh), dan untuk lemak hanya 67 gram (5 sendok makan minyak).
Membiasakan membaca label makanan akan mendatangkan banyak manfaat. Salah satunya, menjadikan Anda konsumen yang cerdas. Sebagai konsumen cerdas yang rajin membaca label, Anda bisa menjadi lebih yakin bahwa produk yang dipilih sesuai dengan dengan tujuan diet atau sesuai dengan standar kesehatan yang Anda yakini.