SehatFresh.com – Hipertensi atau tekanan darah tinggi umumnya dianggap sebagai masalah orang dewasa. Namun sekarang ini, ternyata hipertensi juga dapat menyerang anak dan remaja. Hipertensi pada anak usia 13–18 tahun biasanya tidak menimbulkan gejala apapun dan terdiagnosa ketika anak menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Tekanan darah tinggi pada usia dini dapat berakibat serius pada proses belajar dan tumbuh kembang anak.
Pengelompokkan hipertensi berdasarkan derajatnya adalah hipertensi ringan, bila tekanan darah baik sistolik maupun diastolik berada 10 mmHg di atas persentil ke-95 (khusus remaja 150/100-159/109 mmHg). Hipertensi sedang, bila tekanan darah baik sistolik dan diastolik lebih besar dari 20 mmHg di atas persentil ke-95 (khusus remaja, lebih besar dari 160/110 mmHg)..
Lantas, kenapa bisa hal tersebut dialami oleh remaja yang usianya relatif muda? Berikut ulasannya:
- Keturunan
Genetika adalah salah satu faktor penyebab hipertensi pada remaja. Jika orangtua atau kakek neneknya memiliki hipertensi, maka faktor risikonya akan lebih tinggi. Remaja yang berada dalam faktor resiko ini disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.
2. Obesitas
Saat ini makin banyak remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik yang membuat meningkatnya kasus obesitas di kalangan remaja. Obesitas membuat volume darah meningkat sehingga menyebabkan tekanan pada dinding arteri juga meningkat. Sebagian besar ahli kesehatan setuju bahwa remaja sangat perlu melakukan olahraga secara moderat dan harus menjalani gaya hidup yang aktif secara fisik untuk menjaga tekanan darah tinggi dan stres.
3. Pola Makan yang Tidak Sehat
Saat ini, remaja cenderung suka makan junk food atau makanan yang mengandung kadar natrium tinggi. Padahal kadar natrium yang tinggi membuat tubuh menarik air lebih banyak, kondisi ini dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu kurangnya asupan vitamin D juga mempengaruhi tekanan darah. Kadar kalium yang cukup bisa membantu menyeimbangkan jumlah natrium di dalam sel. Perubahan hormon yang terjadi pada remaja juga turut mempengaruhi risiko hipertensi. Perubahan hormon ini mencakup hormon seks testosteron dan estrogen.
4. Tekanan Emosional
Terlepas dari stres akademik, remaja juga semakin dipengaruhi oleh berbagai masalah sosial dan keluarga yang dialaminya. Anak-anak lebih sensitif dan lebih rentan mengalami stres secara emosional terhadap berbagai masalah yang dialaminya. Ketidakmampuan untuk mengatasi perubahan situasi dalam kehidupan bisa menyebabkan tekanan mental dan emosional. Stres yang lebih lanjut dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Banyak ahli menyarankan agar para remaja melakukan olahraga santai, seperti meditasi, menjalankan hobi positif untuk meminimalkan efek buruk dari tekanan emosional.
5. Pola Tidur yang Buruk
Sering tidur larut malam sepertinya bisa menghasilkan efek buruk bagi kesehatan secara keseluruhan. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa kurang tidur atau pola tidur yang buruk adalah salah satu penyebab tekanan darah tinggi. Beberapa remaja yang sering begadang juga beresiko mengalami tekanan darah tinggi. Menurut pakar kesehatan, remaja seharusnya tidur setidaknya selama delapan jam setiap hari untuk menjaga tingkat tekanan darah tetap pada tingkat normal.