Pencegahan Kesemutan pada Anak

www.kesehatanaz.com

SehatFresh.com – Kesemuatan tidak hanya dialami orang dewasa, tapi juga anak-anak. Kesemutan atau secara medis disebut parestesia  didefinisikan sebagai sensasi terbakar, geli, atau mati rasa yang biasanya terasa di tangan, lengan, tungkai, atau kaki. Kesemutan pada anak-anak biasanya tidak berbahaya, tapi itu bisa menjadi akibat dari sejumlah penyebab yang berbeda. Dalam beberapa kasus, kesemutan parah dan berkepanjangan mungkin merupakan tanda dari kondisi yang mendasari lebih serius, terutama jika kesemutan juga disertai dengan gejala lain.

Kesemutan yang sering dialami banyak orang umumnya bersifat sementara. Ini kerap terjadi ketika ada penempatan tekanan yang terlalu lama pada bagian tubuh, sehingga memotong suplai darah ke saraf di daerah tersebut. Sebagai dampaknya, saraf menjadi sulit mengirimkan sinyal penting untuk otak. Parestesia disebabkan oleh gangguan pada fungsi neuron di jalur sensorik. Gangguan ini dapat terjadi pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), akar saraf yang melekat pada tulang belakang, atau sistem saraf perifer (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang).

Menempatkan berat badan pada bagian tubuh tertentu seperti ketika berlutut, memakai sepatu atau kaus kaki ketat berpotensi menyebabkan kesemutan. Kesemutan sementara akibat hal semacam ini dapat mereda dengan melonggarkan tekanan pada daerah yang terkena guna memungkinkan suplai darah kembali berjalan normal. Dalam beberapa kasus, kesemutan bisa menjadi kondisi yang kronis.

Kesemutan kronis di kaki atau lengan selama periode waktu yang panjang umumnya menunjukkan beberapa tingkat kerusakan pada saraf. Ada sejumlah penyebab kesemutan yang kurang umum, yaitu:

  • Carpal tunnel syndrome, yaitu kondisi yang disebabkan oleh saraf terjepit pada pergelangan tangan.
  • Gangguan metabolisme atau gizi, seperti diabetes, hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), malnutrisi, dan kekurangan vitamin B12.
  • Gangguan sistem saraf pusat, seperti karena stroke, tumor otak, multiple sclerosis, atau luka yang menghancurkan, memutuskan, atau menarik saraf.
  • Penyakit jaringan ikat, seperti arthritis dan systemic lupus erythematosus (penyakit peradangan kronis yang memengaruhi banyak sistem tubuh, termasuk sistem saraf).
  • Toksin, seperti logam berat (arsenik, timbal, dan merkuri), obat antibiotik tertentu, obat kemoterapi, dan overdosis pyridoxine (vitamin B 6).
  • Tumor ganas.
  • Infeksi, sepertihuman immunodeficiency virus (HIV) dan penyakit kusta.
  • Penyakit keturunan, seperti Denny-Brown’s syndrome (gangguan pada akar saraf).

Gejala lain mungkin menyertai parestesia, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan saraf itu sendiri. Mengingat banyak kondisi medis serius yang mendasari kesemutan, maka kesemutan tidak boleh diremehkan. Kesemutan yang berlangsung lebih dari beberapa menit pelu segera diperiksakan agar dapat segera mendapat evaluasi medis lebih lanjut.

Bisakah kesemutan dicegah?

Belum diketahui secara pasti apakah kesemutan dapat dicegah atau tidak. Secara umum, mencegah gangguan yang mendasari dapat mengurangi timbulnya parestesia. Ini bisa dilakukan dengan mendorong anak untuk hidup sehat dan melakukan beberapa modifikasi gaya hidup untuk mencegah hambatan atau gangguan pada saraf, seperti dengan cara:

  • Pola makan sehat dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran yang kaya akan vitamin dan mineral. Ini berperan dalam pembentukan sistem daya tahan tubuh yang kuat sehingga tubuh lebih terlindungi dari ancaman penyakit, seperti infeksi.
  • Gaya hidup aktif dengan rutin berolahraga secara teratur.
  • Cukup istirahat setiap harinya.
  • Tidak memakai pakaian, sepatu, atau kaus kaki ketat yang berpotensi menekan saraf dan mengganggu aliran darah.
  • Menghindari paparan racun.
  • Hindari duduk dengan melipatkan kaki terlalu lama.
  • Memperbaiki postur tubuh.
  • Segera mencari perhatian medis bila mengalami kesemutan yang tidak biasa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here