SehatFresh.com – Pasangan dengan vaginismus akan mengalami kesulitan berlapis sebagai konsekuensi dari penyakitnya itu. Selain dari kurang nyamannya melakukan hubungan seksual, pasangan yang menderita penyakit ini juga akan sulit memiliki keturunan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan vaginismus, tetapi belum ada yang mampu memahami sepenuhnya mengapa kondisi yang terjadi. Meski begitu, beberapa faktor fisik dan non fisik dapat berkontribusi pada kelainan ini. Pada beberapa kasus yang serius, kombinasi hal-hal berikut dapat menyebabkan vaginismus.
Penyebab non fisik:
- Adanya infeksi yang menimbulkan luka disekitar lubang vagina atau labia.
- Gangguan selaput dara, termasuk apabila adanya tarikan saat penetrasi berlangsung.
- Adanya bekas robekan pada saat melahirkan yang tidak sembuh secara sempurna, sehingga menimbulkan reaksi penolakan sebagi bentuk beban fisik dan psikis.
- Ketakutan atau antisipasi terhadap rasa sakit saat berhubungan, ketakutan akan kerobekan, takut hamil dan lain-lain.
- Gelisah atau stres.
- Isu pada pasangan, seperti kekerasan, menjauh secara emosional, ketidakpercayaan, kecemasan terhadap perasaan menderita, dan kehilangan kendali.
- Kejadian traumatis, misalnya perkosaan atau sejarah kekerasan.
- Pengalaman masa kecil, contohnya cara didik atau paparan terhadap gambar seksual.
Penyebab fisik:
- Kondisi medis
- Persalinan
- Perubahan yang terkait usia
- Trauma pada pelvis
- Efek samping pengobatan
Selain itu, ada banyak faktor risiko untuk vaginismus, yaitu
- Riwayat kekerasan seksual atau trauma
- Prosedur medis yang menakutkan saat masa kecil
- Hubungan seksual pertama yang menyakitkan
- Masalah pada hubungan
- Halangan seksual
- Takut hamil
- Ingatan rasa sakit sebelumnya akibat infeksi, operasi, atau kondisi ginekologis lainnya.
Dalam beberapa kasus, sesak vaginismus mungkin menyebabkan rasa seperti terbakar, nyeri atau menyengat saat berhubungan seksual. Dalam kasus lain, penetrasi mungkin sulit atau bahkan sama sekali tidak mungkin dilakukan.
Vaginismus adalah penyebab utama dari hubungan yang tak selesai. Sesak bisa begitu ketatnya sehingga vagina benar-benar tertutup sama sekali sehingga pasangannya tidak dapat memasukkan penisnya sama sekali. Rasa sakit vaginismus berakhir ketika upaya hubungan seksual berhenti dan biasanya hubungan seksual harus terhenti karena rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Jadi, sewajarnya pasangan dari penderita vaginismus harus menjadi orang pertama yang memahami penderita secara menyeluruh. Dengan menunjukkan sikap pengertian dan memberi dukungan kepada penderita, itu sudah lebih dari cukup untuk membangun semangat penyembuhan.
Selain itu, segera periksakan diri ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi agar penanganan spesifik terhadap vaginismus bisa segera dilakukan.
Mulailah berobat sesegera mungkin, karena usia reproduksi perempuan sangat terbatas. Jangan sampai vaginismus yang tidak tertangani bertahun-tahun melampaui usia optimal seorang perempuan untuk dapat hamil secara aman dan sehat. (SBA)