SehatFresh.com – Sebagian anak mungkin mudah merasa malu saat dihadapkan pada situasi baru. Hal ini sebenarnya hal yang biasa dan wajar terjadi pada anak-anak. Namun, agar sifat pemalu ini tidak menjadi hal yang mengganggu di kehidupan sosialnya, peran orangtua sangat diperlukan untuk membantu menumbuhkan keberanian pada anak.
Bila anak tumbuh menjadi pribadi yang pemalu, sifat tersebut lebih sebagai hasil dari proses belajar dari lingkungannya. Di usia tertentu anak akan belajar berinteraksi dengan lingkungannya. Respon yang dihasilkan setiap anak juga akan berbeda-beda.
Meskipun umum terjadi pada anak-anak, namun sebenarnya ada faktor lain yang turut menyebabkan anak menjdi pemalu, seperti meniru sifat dari orang tua, tidak diajarkan bersosialisasi sejak dini, menjadi korban perundungan (bullying) dan selalu dituntut untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal.
Sebenarnya anak yang pemalu mungkin ingin bersosialisasi namun mereka kerap meerasa takut, ragu, dan tidak tahu bagaimana caranya. Perlu diketahui pembentukan karakter anak perlu peran orang tua. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan sifat berani pada anak:
- Jangan sebut anak pemalu
Meski anak sebenarnya pemalu, namun hindari menyebutnya ‘anak pemalu’ karena ia bisa jadi akan benar meyakini bahwa memang seperti apa yang dikatakan orang kepada dirinya dan bersembunyi dibalik label ‘anak pemalu’. Beritahu orang sekitarnya untuk tidak mengatakan hal serupa.
Anda dapat mendorong anak untuk lebih berani dengan kata-kata afirmatif dan suportif setiap kali anak mencoba melakukan hal baru.
- Bangun rasa percaya dirinya
Berikan dorongan pada anak untuk lebih berani. Anda hanya perlu mengawasi anak saat ia bermain, beri waktu padanya lebih banyak untuk mempelajari sekitarnya. Beri kepercayaan pada anak bahwa ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan.
- Hindari memaarahi anak
Ketika anak menampakkan sifat pemalunya, anda sebaiknya tidak memarahi anak atau malah mengolok-oloknya. Jangan pula memaksa dia untuk melakukan hal yang ditakutinya. Cobalah untuk memahami perasaan anak terlebih dahulu. Posisikan cara pandang anda sebagaimana cara anak memandang orang dan lingkungan sekitarnya. Perlahan jelaskan padanya bahwa tidak ada hal yang perlu anak takuti. Anda dapat memberikan contoh bagaimana cara menghadapi situasi yang anak coba hindari.
- Tempatkan anak pada situasi sosial
Beri kesempatan pada anak untuk selalu berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan orang yang belum dikenalnya. Hal ini dapat membantu menghilangkan easa malu pada anak secara perlahan. Sebagai contoh, anda dapat membantu anak untuk mulai berinteraksi dengan teman-temannya disekolah dan pancing anak untuk bicara dan berinteraksi dengan mereka.
- Beri pujian
Saaat anak berhasil menunjukkan rasa percaya dirinya atau berhasil menyapa orang lain, maka anda dapat memberikan aresiasi berupa pujian. Sengan begitu anak aka merasa bahwa ia sudah melakukan hal yang baik dan benar.