Emosi yang Dirasakan Ibu Hamil Dapat Mempengaruhi Kondisi Janin

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Faktor hormonal menjadi salah satu penyebab dari makin seringnya ibu hamil marah-marah, meski tidak terlepas pula dari faktor-faktor lain. Misalnya, akumulasi rasa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil menjadikan dirinya sulit tidur, merasakan tekanan pada kantong kemih atau rasa kepanasan.

Pemicu perubahan mood ibu hamil jadi memburuk juga dapat disebabkan oleh kekhawatiran menjadi orang tua, proses persalinan dan lain-lain. Khusus mengenai efek marah pada ibu hamil, sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan 166 wanita pada masa kehamilan trimester kedua. Selanjutnya, mereka dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang sering marah dan kelompok yang lebih jarang marah.

Ibu hamil yang sering marah, tampak juga lebih sering merasa tegang sehingga menjadikan mereka depresi. Akibatnya, janin pada Ibu hamil menjadi aktif berlebihan dan mengalami keterlambatan pertumbuhan. Saat sedang marah, tubuh ibu hamil akan dipenuhi hormon kortisol dan adrenalin yang menekan hormon dopamin dan serotonin.

Hal ini juga yang akan dialami oleh bayi di dalam kandungan. Akibatnya, bayi yang lahir dari seorang ibu yang sering marah lebih berisiko mengalami gangguan pola tidur, orientasi, kematangan motorik dan belum lagi bisa mengalami depresi. Seorang psikolog juga mengungkapkan bahwa keadaan psikologis ibu saat hamil akan membantu memengaruhi temperamen bayi.

Wanita yang hamil akan rentan mengenai tingkat emosionalnya dan dapat mempengaruhi kondisi pada janinya berikut beberapa pengaruh dari ibu hamil yang sering emosi yang akan terjadi pada janinya yaitu :

  1. Perkembangan Otak

Ketika ibu hamil mengalami stres yang berlebihan, perkembangan otak janin akan terganggu. Hal ini dikarenakan mereka ikut merasakan tak nyaman. Dimana hal ini nantinya akan berefek pada psikologis mereka saat menuju dewasa, seperti menjadi sosok yang penakut maupun cengeng.

  1. Keguguran

Kesedihan yang ibu hamil alami karena stres dapat membuat kondisi janin menjadi lemah, terlebih ketika usia kandungan masih sangat muda. Kondisi kandungan yang melemah akan meningkatkan risiko keguguran bagi janin yang dikandungnya.

  1. Bayi Lahir Prematur

Kondisi janin akan berbeda bila kehamilan sudah memasuki masa yang lebih tua, efek dari kesedihan atau rasa stress Moms dapat membuat plasenta banyak mengeluarkan hormon pelepas kortikotropin (CRH). Hormon ini merupakan hormon yang berfungsi sebagai pengatur jangka waktu kehamilan. Jika hormon ini di produksi  secara terus menerus oleh plasenta, akan mempercepat jangka waktu kehamilan pada ibu.

  1. Berkurangnya Suplai Oksigen

Efek terakhir yang dapat terjadi bila ibu hamil merasa sedih dan menangis adalah terhambatnya sirkulasi oksigen untuk janin. Mengapa demikian, karena saat ibu hamil menangis dan stres, pembuluh darah akan berikatan dengan kuat yang disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon Norepinephrine dang mengurangi sirkulasi oksigen untuk janin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here